Satu bulan ini acara pulang kampung kembali ke jadwal semula yaitu seminggu sekali. Kebiasaan yang cukup menguras tenaga setiap minggunya terlebih dalam kondisi cuaca yang tak bersahabat. Menempuh kurang lebih lima jam perjalanan di bawah guyuran hujan dan terpaan angin kencang sudah menjadi resiko yang harus kuhadapi dengan tenang, karena cuaca adalah faktor alam yang mustahil diubah. Dari perjalanan antar kota antar propinsi ini, kutemukan berbagai hal yang patut untuk dikritisi. Satu yang paling krusial adalah buruknya infrastruktur jalan utama penghubung kota yang lebih dikenal dengan jalur selatan pulau Jawa. Jalan raya yang setiap harinya selalu dipadati oleh bermacam-macam jenis kendaraan itu mengalami kerusakan yang parah di beberapa titik. Jalan semakin membahayakan ketika kondisi hujan lebat. Lubang-lubang menganga dari yang kecil hingga besar tertutup air hujan sehingga tak sedikit kendaraan khususnya roda dua yang tergelincir ketika menemui lubang yang lokasinya tersebar. Kucoba mencari jalan alternatif yang konon bisa mempersingkat jarak tempuh, ternyata kondisinya sama saja bahkan di satu titik lebih parah dari jalan utama. Sebuah realita yang menimbulkan pertanyaan tak terjawab akan kerja pihak yang bertanggung jawab terhadap kelayakan fasilitas umum. Mengapa jalan yang sudah hancur tidak segera diperbaiki? Jika tidak memungkinkan rombak total setidaknya lubang-lubang menganga ditutup sementara agar tidak berbahaya. Ataukah harus menunggu jatuhnya korban sebelum dilakukan perbaikan ? Yang membuatku heran kondisi serupa jarang terjadi di wilayah DIY. Jalan-jalan yang melintas daerah dibawah kepemimpinan Sultan ini demikian mulus, sangat nyaman untuk dilalui. Bahkan beberapa kali aku menyaksikan perbaikan pada jalan-jalan yang menurutku masih bagus digunakan. Yang membuatku bertanya-tanya mengapa wilayah lain tak bisa meniru ? Meskipun dalam hati aku mempunyai beberapa jawaban klise seputar PAD, tetap saja aku bertanya-tanya apakah sekedar menambal lubang dan meratakan jalan yang bergelombang tak bisa dilakukan ? Apapun jawaban beserta alasannya, sungguh aku berharap adanya perbaikan infrastruktur alih-alih ribut-ribut kenaikan gaji, kenaikan BBM maupun pengusutan kasus-kasus korupsi yang tak berujung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar