Jumat, 26 September 2008

Nan De ????


Menjadi guru ternyata tidaklah semudah dan seindah yang dibayangkan. Guru tidak hanya membimbing anak didiknya untuk memahami konsep pengetahuan tetapi juga membentuk mental menjadi pribadi yang matang. Prinsip pedagogig yang kedua inilah yang justru dirasakan lebih sulit bagi seorang yang berprofesi guru. Pengalaman beberapa tahun mendidik anak yang sedang menginjak usia puber rupanya belum cukup untuk memahami psikologis anak yang sedang berada pada masa peralihan ini. Hal ini kurasakan benar saat berkewajiban membimbing anak-anak usia remaja. Walaupun cukup berpengalaman dalam menghadapi kelas, hingga kini aku masih terheran-heran dengan pola pikir anak-anak zaman sekarang. Rentang waktu satu dekade ternyata membawa perubahan prilaku anak yang sangat signifikan. Berulang kali aku dan teman-teman sejawatku berdiskusi membandingkan sikap, tingkah laku dan cara berfikir anak-anak dulu dan sekarang. Hasilnya sungguh amat jauh berbeda. Entah apa penyebabnya, anak-anak sekarang cenderung lebih menyukai budaya instant, yaitu memperoleh hasil yang baik tanpa terlalu membuang waktu dan tenaga untuk berusaha keras. Memang tidak semua anak berperilaku demikian, namun jika menilik dari lingkungan tempat kami berada, agaknya sikap malas dan seenaknya sendiri cukup merajalela. Anak sekolah zaman sekarang (sekali lagi di daerahku) tampak tidak peduli dengan hasil yang dicapai di sekolah. Mereka seolah tidak menyadari pentingnya sekolah untuk masa depan. Sekolah menjadi ajang berkumpul untuk merencanakan petualangan yang seringnya menyimpang dari aturan main. Berbagai mata pelajaran yang silih berganti dijejalkan ke otak mereka mulai dari pagi hingga waktu pulang sekolah menjadi selingan yang menjemukan di sela-sela canda dan tawa. Mereka tak peduli dengan nilai hasil belajar yang diperoleh bahkan tawa bangga menjadi trend mark saat memperoleh hasil di bawah standar. Sungguh berbeda 180 derajat dengan kondisi ketika aku masih duduk di bangku sekolah ! Mendapat hasil yang buruk adalah aib yang memalukan bagiku, sehingga menjadi cambuk untuk melecut semangat belajar demi mempertahankan posisi puncak. Lain dulu lain sekarang, aku masih ingat betapa ketakutannya saat lupa mengerjakan PR, apalagi mencontek ! Suasana kelas selalu tenang dan siap untuk belajar apalagi jika berhadapan dengan guru 'killer' ^^. Lihatlah tingkah anak sekolah sekarang, saat ulangan mereka tak segan-segan untuk mencontek dari teman atau membuka catatan, PR sering kali lupa dikerjakan, tugas dikerjakan dengan asal-asalan, malas untuk mencatat keterangan dari guru, dan segan untuk menanyakan hal yang belum jelas meski diberi kesempatan untuk itu, dan yang paling buruk adalah malas untuk belajar. Padahal kecerdasan tidak hanya berasal dari bakat saja namun juga harus disertai usaha untuk mengasah otak dan pikiran hingga menjadi cemerlang. Tak heran jika saat evaluasi, hasil buruk menjadi langganan. Memang nilai bukan satu-satunya tolak ukur keberhasilan anak didik, meskipun demikian nilai masih menjadi perhitungan utama saat ini.

Baru-baru ini, aku merasa jengkel sekaligus cemas dengan hasil yang diperoleh anak-anak didikku. Yah, mungkin cara mengajarku tidak begitu baik, hingga apa yang harus disampaikan tidak menjangkau ke pemahaman mereka yang paling dalam. Hanya saja aku merasa heran, semua sudah kuberikan lengkap dengan catatan dan keterangan tambahan, namun tetap saja alasan 'soal yang sulit' menjadi yang pertama diajukan untuk berdalih. Aku semakin jengkel ketika menghadapi deretan angka menyedihkan, meskipun daftar pertanyaan sudah kuberikan jauh sebelum waktu penentuan. Nan de ?? Mengapa bisa terjadi ? Entahlah, yang membuatku semakin pusing ketika sebagian anak yang memang benar-benar bertekad menimba ilmu ternyata mampu meraih hasil maksimal. Fakta yang menimbulkan pertanyaan yang sulit untuk kujawab. Rentang nilai yang begitu lebar membuatku kesulitan untuk mengukur keberhasilan pelaksanaan kegiatan belajar dan mengajar. Otak yang cerdas kurasa tidak bisa menjadi alasan untuk sebuah keberhasilan dalam kasus kali ini. Rupanya aku harus kembali ke format semula, lebih tegas dan 'galak' di kelas hingga memaksa anak-anak bekerja lebih serius. Ketakutan dan keterpaksaan kadang menjadi obat manjur untuk mengobati penyakit malas, terbukti dengan keberhasilan mantan murid-muridku meski tingkat kecerdasan mereka hanya standar saja.

Message for Best Class : Whats wrong with you ? hasil yang kalian peroleh membuatku berpikir ulang dengan predikat best class yang terlanjur kuberikan. Untuk selanjutnya berusahalah lebih serius, (mungkin aku memang tidak cocok untuk menghadapi kelas ini) . Hati yang baik, ramah dan hangat akan menjadi lebih indah jika dibekali pengetahuan yang cukup. Pelajari apa yang harus dipelajari karena sudah menjadi kewajiban kalian untuk menyerap ilmu sebanyak mungkin. Bolehlah main-main untuk sekedar intermezzo di tengah padatnya materi yang harus dikuasai, tapi sikap serius harus lebih diutamakan. Mungkin saat ini kalian belum menyadari pentingnya ilmu, mungkin saat ini belajar adalah suatu beban yang berat bagi kalian, mungkin juga kalian sudah bosan dengan nasehat, apalagi kalian sedang memasuki masa-masa pemberontakan yang labil, masa ketika kalian mulai memandang dunia dengan sudut pandang yang baru, masa ketika hati mulai bersemi dengan indahnya kasih, namun suatu saat nanti kalian akan berterima kasih pada pembimbing kalian di bangku sekolah. Jangan sia-siakan waktu untuk hal percuma. Temukan yang terbaik untuk masa depanmu. Your time in world, long as it seems but its no longer. So you must spent your time well so when you leave this world you leave with no regrets. Meskipun demikian, kalian akan selalu menjadi B for Best Class. Kini tiba waktunya untuk mengucapkan 'Ja mata ne ', thanks for everything, I never forget you, every moment will be a beautiful memories for me, and I think that in the future I always miss you all. Forgive me if I made a lot of mistake for three months. You can believe that it's hard to say goodbye with you, but I must follow my way. Boys and girls do your best, and I always wish the best for you too. Let's keep our friendship , you can say hello with me at tezuka_in@yahoo.co.id. Daniel don't be lazy,thanks to you cause your joke make me full of laugh. Dian you can explore your talent, keep fighting smart boy and you will be on the top, Jerico please study hard, and Oki, Thatit, Bondan, Indra, Yoddi, Sugeng, Oma, Adit too. Risa, please forget the da vinci code if you not ready yet or you will live with confused. Maria, more smile and talk please. Tyas, wish your dream come true. Hanna, Rizky, Yohana, Weni, Rani, Fitri, Afri, I'm sorry that I'm not understand yet your self, cause time is running so fast. Jimmy, Annas you must trust on your self. Primi and Yoga please try more.

Best Class, TOTTEMO DAISUKI !!

Especialmente para alguien en alli, yo solo quiero decir que yo siempre le perdere. Usted siempre hace el corazon lleno de vivas. A veces yo pienso que yo ya en amor con usted pero es justo una imaginacion. Porque usted me hace recuerdo para otra persona y un hombre listo siempre es mi favorito. El Chico, yo siempre oro para su consigue en todo. Algun uno que siempre viene a mi sueno quiero decir eso "Aisuru, Conan-kun !"

Jumat, 19 September 2008

Heroes: superhero penyelamat dunia


Sineas Indonesia agaknya harus banyak mencontoh sineas asing dalam hal kreatifitas ide. Di negeri paman Sam misalnya, kreator-kreator film-film televisi maupun layar lebar seakan tak pernah kehabisan ide untuk mengusung sebuah tema baru. Seberapapun absurdnya sebuah ide, di tangan yang seorang yang kreatif bisa menghasilkan karya yang spektakuler. Tak terhitung banyaknya serial-serial asal Amerika yang sukses mengudara di berbagai negara. Kejelian sineas mereka dalam mengolah sebuah isu terkini menjadi tontonan fiksi menarik patut ditiru oleh pekerja seni kita. Di mulai dari opera sabun Bold and Beautiful yang sukses mengangkat tema liku-liku dunia percintaan, disusul Beverly Hills 90210 yang mengambil kisah seputar peralihan remaja menjadi dewasa, Melrose Place yang mengambil tema kehidupan glamor para model, hingga Sabrina The Teenage Witch yang bercerita tentang remaja putri berkemampuan sihir. Serial-serial baru bermutu pun terus bermunculan dengan berbagai tema menarik yang dijalin menjadi kisah yang enak untuk ditonton dan selalu membuat pemirsa penasaran dengan kelanjutannya. Charmed, Lost, CSI, Smallville, Supernatural, Traveller, Smith dan masih banyak lagi disajikan dengan apik dalam satuan 'season' alias musim tayang. Istilah yang jarang digunakan oleh pembuat sinetron televisi Indonesia bahkan ada yang salah mengartikan makna 'season'. Trans7 kini menggantikan peran televisi lain yang dulu giat menayangkan serial-serial apik tersebut. Trans 7 dengan cerdik menarik rating dari pemirsa televisi yang sudah bosan dicekoki sinetron-sinetron lokal yang monoton. Setelah sukses dengan stripping Smallville yang menceritakan asal mula tokoh terkenal Superman, Trans 7 kembali memanjakan pemirsa dengan menyangkan serial HEROES. Karya Tim Kring ini pertama kali mengudara di NBC pada 25 September 2006. Serial televisi yang mengambil tema kekuatan supranatural ini berhasil menjadi program yang paling digemari dalam kurun lima tahun terakhir. Tema yang diusung dalam Heroes meski bukan tema baru tergolong unik dan selalu digemari oleh masyarakat pencinta kekuatan ESP. Meskipun tokoh-tokoh dalam Heroes cukup banyak dan rata-rata mempunyai porsi yang sama, hal ini tidak menjadikan penonton bingung dengan karakter yang tumpang tindih karena memang tidak demikian adanya. Manusia-manusia yang mempunyai kekuatan lebih seperti terbang (Nathan), meramal masa depan (Isaac), menghentikan waktu (Hiro), menyembuhkan diri (Claire), menembus benda-benda (Hawkins), mendengar suara hati (Parkman) hingga kemampuan seorang bocah cilik (Micah) yang bisa berkomunikasi dengan teknologi saling menguatkan peran masing-masing dan membangun alur cerita yang runtut dan mendebarkan. Heroes yang baru saja sampai di season ke-2 ini dengan cerdik menampilkan ending season 1 yang menggantung membuat penggemarnya bertanya-tanya bagaimana kisah selanjutnya. Heroes yang diangkat berdasarkan teori evolusi ini tidak hanya menyajikan fiksi ilmiah belaka namun juga pesan moral yang dapat diambil di balik tayangan tersebut. Manusia sah-sah saja mempunyai kemampuan lebih. Apakah 'ability' akan digunakan untuk kebaikan atau kejahatan semua terserah pada pilihan hidup dan nurani masing-masing. Berkaca dari serial ini, semoga saja dunia pertelevisian kita tergerak untuk membuat terobosan baru, tidak melulu hanya membuat serial yang bertabur hedonisme atau kisah tragis yang berakhir kebahagiaan setelah menempuh kesengsaraan yang berkepanjangan.

BLT : Bantuan Langsung Tandas


Di bulan penuh berkah ini, banyak orang beriman yang ingin berbagi dengan sesama yang kurang mampu. Berbagai acara bertema pembagian zakat bagi khalayak yang tak mampu pun dilakukan baik oleh personal maupun organisasi. Mereka yang berhak pun berbondong-bondong menuju lokasi pembagian zakat agar bisa ikut merayakan hari raya suci ini dengan sedikit istimewa dibandingkan hari-hari biasa. Sayangnya budaya antri dengan tertib belum juga berurat akar pada penduduk bangsa ini. Akibatnya berbagai peristiwa mengenaskan pun tak terelakkan di tengah hiruk pikuknya kerumunan orang yang berebut bingkisan gratis. Seperti halnya yang terjadi Pasuruan Jawa Timur, senin15 September 2008. Insiden pilu terjadi di bulan Ramadhan ini dengan tewasnya 21 orang di rumah H. Saikhon. Antrian yang sebagian besar berisi wanita-wanita separuh baya tersebut berdesakan untuk menerima zakat dari dermawan. Akibatnya banyak yang tidak kuat dengan kondisi yang panas dan sesak sehingga jatuh korban mulai dari pingsan hingga yang tidak bisa diselamatkan alias harus berpulang ke Rahmatullah. Kejadian yang tragis ini pun membuat dewan fatwa MUI Jawa Timur angkat bicara dengan mengeluarkan pernyataan bahwa untuk memberi zakat sebaiknya melalui badan amil dan menegaskan bahwa pemberian zakat yang justru membawa bencana dikategorikan sebagai haram. Agaknya himbauan MUI ini belum didengar oleh para dermawan. Seakan tak jera dengan nasib buruk di Pasuruan, sebuah pesantren ternama di Jawa Timur menggelar pembagian zakat yang memang sudah menjadi acara tahunan. Dengan pengawalan ketat, antrian yang mencapai 1000 orang itu pun berjalan dengan cukup lancar jika bercermin dari peristiwa Pasuruan. MUI pun mengakui bahwa badan amil yang bertugas membagikan zakat kepada yang berhak belum mendapat kepercayaan dari masyarakat. Akibatnya banyak pribadi maupun lembaga yang berinisiatif untuk membagikan zakat secara langsung. Animo masyarakat untuk mendapat barang gratis ternyata demikian tingginya, apalagi di tengah paceklik tahun ini hingga mereka pun tak kapok untuk berdesak-desakan selama berjam-jam. Yah, masyarakat kelas bawah memang tak bisa disalahkan jika lebih memilih untuk menengadahkan tangan memohon belas kasihan sesama yang lebih beruntung. Pemerintah bahkan mendorong mereka untuk bersikap manja dengan memberikan iming-iming BLT (Bantuan Tunai Langsung) yang hingga kini sudah berlangsung selama dua periode. Pemerintah bahkan tidak peduli dengan tanggapan beberapa daerah yang menolak BLT dengan alasan tidak mendidik masyarakat untuk berusaha disamping selalu mendatangkan masalah. BLT hingga saat ini selalu menjadi kontroversi di masyarakat. Pro dan kontra sebagian berkisar di kelayakan para penerima BLT. Meski pemerintah menegaskan bahwa survey akan dilakukan dengan teliti supaya tidak salah sasaran, kenyataan di lapangan berbicara lain. Tak sedikit penerima BLT yang tidak seharusnya menerima bantuan tunai tersebut dan banyak masyarakat yang justru membutuhkan terpaksa gigit jari. Contoh konkrit terjadi di daerah penulis, seorang janda dengan seorang anak yang masih di bangku sekolah dan tak berpenghasilan tetap selama dua kali berturut-turut tidak juga menerima bantuan pemerintah. Bantuan justru jatuh pada orang lain yang notabene tidak membutuhkan meski masih dalam taraf ekonomi pas-pasan. Suatu ketidakadilan yang acapkali menimbulkan kerusuhan di mana-mana. Sebaliknya warga miskin yang dipastikan menerima BLT bukannya memanfaatkan dana untuk kebutuhan pokok malahan digunakan untuk keperluan lain jangka pendek yang tidak penting. Terbukti dengan diserbunya pasar-pasar tradisional pada hari pencairan BLT. Penerima BLT dengan riang berbelanja kebutuhan lebaran tanpa memikirkan modal usaha untuk ke hidup ke depan. Kisah miris juga terjadi pada penerima BLT yang menangguk hutang tanpa terkendali dengan agunan dana BLT yang cair selama beberapa bulan sekali ini. Akibatnya begitu uang turun layaknya air yang jatuh dari langsung mengalir tanpa sempat tersimpan untuk kebutuhan yang akan datang. Agaknya pemerintah perlu mengambil kebijakan baru dalam rangka mengatasi krisis ekonomi tanpa menjadikan masyarakat semakin manja, boros dan tergantung pada orang lain.

Senin, 15 September 2008

Menuju Juara Dunia



Minggu 14 September menjadi hari yang padat dan penuh kejutan untukku. Dimulai dengan serial kesayanganku Metantei Conan yang mulai memanas hingga permintaan seorang sahabat untuk menyanyikan lagu penyemangat There's A Hero untuknya. Setelah lelah tak tertahankan, Alhamdulillah waktu untuk berbuka puasa akhirnya tiba. Lapar dan dahaga terhapuskan diiringi deruman motor balap di sesi kualifikasi sirkuit Indianapolis, USA. Mendekati pukul tujuh malam, penuh semangat aku menunaikan ibadah sunnah selama bulan Ramadhan ini, meski ajang penentuan posisi start belum berakhir. Aku tak perlu khawatir dengan hasil kualifikasi, karena hasil race tidak ditentukan mutlak oleh posisi awal. Apalagi sesama penggemar balap Moto GP sudah memberiku bocoran siapa pole position, posisi kedua dan ketiga race kali ini ^^. Usai shalat tarawih, cepat-cepat aku kembali ke rumah tanpa meluangkan waktu untuk duduk-duduk sejenak bersama para jemaah. Segera aku menyalakan televisi, mencari channel yang menayangkan laga giornata ke dua klub favorit AC Milan. Meskipun 'difensore' andalan tak turun main akibat cedera yang belum sembuh, aku tetap antusias menyaksikan pertarungan skuad baru Rossonero ini. Berbekal gelandang baru yang diboyong dari El Barca, juga comeback-nya Andriy Shenchenko dan Marco Boriello, kubu Milan berusaha memperbaiki performa buruk di musim lalu. Dari semula rasa pesimis atas transfer pemain yang dilakukan klub ini terus menggelayut. Walaupun masih terlalu awal, rupanya Ancelotti belum berhasil meramu sebuah tim yang solid dan mampu menggedor pertahanan lawan. Lemahnya lini belakang Milan, akibat absennya beberapa pemain pilar membuat Milan kedodoran di awal musim 2008-2009 ini. Aliran bola yang cukup baik tak mampu membuahkan hasil yang memuaskan dan Milan pun harus menelan kekalahan untuk kedua kalinya di awal musim. Sungguh suatu hasil yang buruk bagi tim sebesar Milan yang bertabur bintang. Kecewa dengan hasil ini, aku pun melelapkan diri bersiap-siap untuk bangun di tengah malam. Dering alarm dengan segera membuatku terjaga, tanpa banyak geliat aku kembali menempatkan diri di depan televisi berbekal secangkir kopi panas untuk mengganjal mata yang masih 'sepet'. Tepat tengah malam salah satu acara sport favoritku kembali mengudara. Balap motor bergengsi yang terakhir berada di Misano kini bergulir ke negeri paman Sam. Untuk pertama kalinya race digelar di sirkuit Indianapolis. Sirkuit ini mempunyai kesulitan yang tinggi dengan banyaknya patahan-patahan yang berbahaya ditambah dengan kondisi cuaca yang buruk. Badai Ike yang sedang mengamuk di negeri yang sebentar lagi akan melangsungkan Pemilu ini membuat race untuk kelas 250 cc harus ditunda. Setelah cukup lama gelisah menanti dimulainya balapan yang sudah ditunggu-tunggu ini, akhirnya balapan pun dimulai dan yang membuatku 'surprise' race langsung diperuntukkan bagi kelas yang paling bergengsi yaitu Moto GP. Badai yang menyebabkan sesi 125 cc harus membatalkan 6 lap terakhir akhirnya cukup mereda, meski sirkuit menjadi wet race dengan jarak pandang yang terhambat karena mendung dan angin yang lumayan kencang. Warm up lap pun diselesaikan dengan baik dan berikutnya race pun dimulai. Seperti biasa pembalap andalanku mengambil start yang kurang mulus sehingga harus tergusur dari posisi pertama menjadi urutan keempat. Namun tak sia-sia Rossi mendapat julukan The Doctor, berbekal pengalaman dan mental yang terlatih baik, Rossi berhasil mengejar lawan-lawannya. Dimulai dari Lorenzo hingga CAsey Stoner yang bertahan di posisi ketiga. Balapan menjadi sangat seru dan membuatku 'sport' jantung ketika menyaksikan duel Rossi dan Andrea Dovizioso dalam memperebutkan urutan runner up di belakang Nicky Hayden. Di tengah guyuran hujan yang acapkali membuat para rider terpeleset, Rossi pun berhasil mempercundangi Dovizioso dengan aksi atraktif yang mendebarkan. Tak puas di urutan kedua, Rossi mulai mengejar seterunya di tahun 2006 tuan rumah NIcky Hayden yang terpaut kurang lebih satu setengah detik. Manuver-manuver Rossi meraih hasilnya di lap ke13 dengan menyingkirkan Hayden dari posisi pertama. The Doctor pun meninggalkan rival-rivalnya untukmenyelesaikan sisa dari 28 putaran di sirkuit tersebut. SAyangnya badai kembali menghantam hingga race pun terpaksa dihentikan di lap ke 21. Alhasil Rossi menempati podium pertama disusul NIcky Hayden dan anak baru JOrge Lorenzo yang berhasil menyodok Stoner yang performanya kali ini kurang meyakinkan. Hasil buruk menimpa rider Repsol Honda Dani Pedrosa, keputusannya untuk berganti ban di tengah musim terbukti menjadi keputusan yang fatal. Dngan hasil ini, Rossi pun semakin mengukukuhkan diri untuk menjadi calon kuat juara dunia MotoGP musim ini. Pemecahan rekor kemenangan untuk yang ke
-69 kalinya memperlebar jarak perolehan poin dengan rival terdekatnya Casey Stoner menjadi 87 poin. Hal ini berarti jika The Doctor finish minimal di urutan keempat, juara dunia pun berhasil diraihnya kembali. See you at Motegi !

Rabu, 10 September 2008

Malaysia Meradang


Indonesia dan negeri jiran Malaysia sejak dulu saling menyatakan bahwa kedua negara adalah negara sahabat dengan berbagai alasan seperti serumpun maupun letak geografis yang bersebelahan. Ironisnya sejak era Bung Karno hingga era SBY sekarang berbagai macam konflik menodai persahabatan antara dua negara. Mulai dari perebutan daerah kekuasaan hingga kasus pembajakan produk budaya. Kasus Ambalat, batik, reog ponorogo dan lagu rasa sayange sempat memanas hingga mencuatkan kembali yel-yel Ganyang Malaysia yang dipopulerkan oleh Presiden Soekarno saat mencanangkan gerakan Dwikora. Baru-baru ini Indonesia dan Malaysia kembali berpolemik seputar dunia musik. Persatuan Karyawan Industri Musik Malaysia (Karyawan) menuntut kepada Menteri Tenaga, Air dan Komunikasi Malaysia Shaziman Abu Manshor untuk membuat peraturan pembatasan pemutaran lagu-lagu Indonesia di radio setempat. Karyawan menuntut kuota 90% untuk lagu Malaysia dan 10 % sisanya untuk lagu Indonesia. Pelaku industri rekaman Malaysia memang sudah lama memprotes radio-radio lokal yang lebih banyak memutar lagu-lagu milik anak negeri. Sebetulnya kondisi demikian sangatlah wajar mengingat pemutaran lagu bergantung pada permintaan pendengar. Hal ini berarti masyarakat Malaysia memiliki animo yang tinggi terhadap musik Indonesia. Dalam dua tahun terakhir ini Malaysia memang dibanjiri dengan arus musik tanah air hingga mencapai kuaota 80 %. Kondisi demikian menyebabkan seretnya perkembangan musik asli Malaysia yang otomatis menurunkan penjualan album artis-artis yang bersangkutan. Dunia musik Indonesia memang sedang mengalami kemajuan yang sangat pesat, ditandai dengan munculnya band-band baru, penyanyi solo baru, dan tentu saja pencipta lagu-lagu hits yang mengusung berbagai warna musik. Kreatifitas insan musik Indonesia semakin berkembang menjadikan musik Indonesia lebih dinamis hingga diterima tidak hanya di kalangan dalam negeri saja melainkan diterima oleh pangsa pasar luar dalam hal ini yaitu negeri jiran Malaysia. Wacana pembatasan terhadap lagu-lagu Indonesia ini tentu saja banyak menimbulkan pro dan kontra. Bens Leo, pengamat musik Indonesia sangat menyayangkan adanya pembatasan ini. Menurutnya adalah hal yang wajar jika musik Indonesia menguasai Malaysia mengingat jumlah penduduk Indonesia yang jauh lebih banyak yang otomatis mempunyai seniman-seniman musik yang lebih banyak pula. Demikian pula para artis musik yang merasa perihatin dengan pembatasan ini. Jika diberlakukan, pembatasan ini akan berpengaruh terhadap penjualan album dan tentu jadwal manggung mereka di Malaysia. KOntra pembatasan ini rupanya tidak hanya muncul dari masyarakat Indonesia saja melainkan muncul dari masyarakat Malaysia sendiri. Dalam satu cuplikan wawancara di stasiun tv swasta, seorang penggemar musik Indonesia asal Malaysia juga menyayangkan pembatasan ini. Meskipun demikian di era digital sekarang aturan pemutaran tidak begitu menghalangi beredarnya musik asing di dalam negeri. Berdasarkan pengalaman sesuatu yang dibatasi atau dilarang justru semakin menambah keinginan seseorang. Seharusnya pembatasan musik Indonesia tidak perlu dilakukan oleh pemerintah Malaysia. Apalagi menjelang berlakunya pasar bebas yang berarti pihak asing bebas berkompetisi dengan pihak lokal. Pembatasan justru mengundang pikiran picik bahwa musik Malaysia takut bersaing dengan musik Indonesia. Pembenahan justru harus dilakukan oleh musik Malaysia itu sendiri. Seniman-seniman yang berkutat di bidang musik harus menemukan terobosan baru demi kembalinya kecintaan publik akan musik Malaysia.

Sabtu, 06 September 2008

Mudik yukkk....!!!


Bulan suci Ramadhan selalu dinantikan bahkan tidak hanya oleh umat muslim di Indonesia. Apa pasal ? Tak lain adalah bulan ini identik dengan libur panjang hampir di semua instansi. Budaya mudik atau pulang kampung khas Indonesia ini menjadi ritual tahunan seluruh lapisan masyarakat tak peduli tua muda atau keyakinan yang dianut. Jauh-jauh hari para perantau sudah merencanakan dengan cermat perjalanan menuju kampung halaman untuk berkumpul sesaat bersama handai taulan. Tak ayal lagi jasa angkutan umum baik darat, air dan udara mendadak kebanjiran rezeki. Jalur-jalur utama yang menghubungkan kota-kota di pulau-pulau besar Indonesia menjadi padat sejak H-7 dan mencapai puncaknya pada H-2 sebelum lebaran. Hiruk pikuk di hari raya Idul Fitri membawa warna tersendiri di setiap tahun. Berbagai peristiwa menyenangkan hingga membuat miris selalu mengiringi datangnya hari kemenangan bagi umat muslim ini. Sejarah mencatat kasus kecelakaan meningkat pada bulan ini yang disebabkan oleh semakin padatnya arus lalu lintas. Jalur mudik yang terus diperbaiki demi kenyamanan para pengguna jalan tak mampu meredam keganasan setan jalanan. Macet menjadi teman akrab mudik mania baik yang memanfaatkan jasa angkutan atau menggunakan kendaraan pribadi. Ketidaksabaran, ketidakteraturan dan ketidakdisiplinan pengemudi menjadi faktor utama penyebab kecelakaan fatal ditambah dengan fasilitas umum yang di bawah standar tentunya. Bagaimana dengan suasana mudik lebaran kali ini ? Mengingat harga-harga kebutuhan pokok membumbung tinggi melebihi tahun-tahun sebelumnya mungkin banyak para pemudik yang harus berpikir ulang untuk melakukan perjalanan jauh. Memang untuk melakukan mudik tidak hanya sekedar berlelah-lelah menempuh perjalanan panjang demi bersua dengan keluarga. Mudik juga membutuhkan biaya yang tak sedikit, apalagi dengan cap 'urban' yang melekat dan identik dengan banyak rupiah hasil kerja keras di perantauan. Tingginya ongkos perjalanan membuat para pemudik sejak beberapa tahun lalu memilih menggunakan kendaraan beroda dua yang mampu menghemat biaya lumayan banyak. Pilihan yang justru tidak nyaman dan penuh resiko, namun tetap dijalani demi memangkas ongkos mudik. Pemerintah pun tak mampu mengendalikan arus konvoi roda dua dan hanya mampu memberikan tips aman bepergian dengan menggunakan sepeda motor. Banyaknya orang yang berlalu lalang di tempat umum dengan membawa harta berharga milik mereka di hari raya tak luput mengundang niat tersembunyi bagi beberapa orang yang mencoba mencari penghasilan yang tidak halal. Berita-berita tentang pencopetan, perampokan, penipuan hingga kasus gendam menjadi topik yang tak kalah hangat di bulan suci ini. Sungguh suatu ironis jika kejahatan justru terjadi di hari yang fitrah. Oleh karena itu, bagi yang berniat mudik hendaknya mempersiapkan diri dengan matang. Gunakan transportasi yang dirasa aman dan nyaman tidak hanya memperhitungkan biaya murah namun penuh resiko. Hindari membawa barang berharga yang berlebihan selain mengundang niat jahat juga mengganggu kenyamanan dalam perjalanan. Jangan biarkan rumah kosong tanpa penjagaan. Namun demikian keceriaan Idul Fitri tetap menjadi yang utama. Saling memaafkan, membuka kembali lembaran baru dan mengisi dengan hal-hal positif menjadikan semakin meningkatnya kualitas hidup seseorang. Tinggalkan kesalahan yang telah diperbuat dan jadikanlah perbuatan di masa lalu sebagai acuan akan hidup di masa kini dan masa mendatang.

Jumat, 05 September 2008

Xie Xie, Daniel !


"Hei, dia mirip sama....", mendengar komentar spontan salah seorang teman dekat saat melihat foto-foto koleksi terbaruku, sontak membuatku terperangah. "Masa iya ?", pikirku. Kuperhatikan lagi dengan seksama tampang salah satu penghuni best class itu. Voila..ternyata benar. Pantas sejak pertama kali aku melihat anak ini, sesuatu yang familier langsung melesat dalam benakku. Tinggal menambah kacamata di wajah tipe oriental itu dan jadilah replika teman lama dengan ukuran sedikit lebih besar. Saat masuk ke kelas ini, aku benar-benar merasa kembali ke masa lampau. Penghuni kelas dengan beragam sifat dan tingkah laku, membangkitkan suasana kelas tempat aku bergabung dulu. Ada yang suka iseng, ada sok cool, ada yang pendiam, cerewet, dan tak pernah diam. Dalam anganku mereka menjelma menjadi sosok-sosok yang dulu mengisi hari-hariku di bangku sekolah. Daniel dan teman sebangkunya Jerico mewakili duo sableng Cendol 'n Rudel, yang dulu menjadi teman bermain di kelas dan tak henti-hentinya membuatku tertawa dan kadang jengkel. Jimmy mengingatkanku pada si Hawa Dingin, julukan yang kami berikan pada ketua kelas waktu itu. Si bandel Risa dan Tyas mirip sekali dengan teman-teman akrabku. Maria nan pendiam juga Yohana yang tak kalah diamnya (mungkin...) menjadi miniatur sobatku plus otaknya yang cukup cemerlang. Belum lagi nama-nama lain yang membuat suasana kelas semakin akrab dalam ingatanku. Hanya Dian, si ketua yang tak bisa disamakan dengan penghuni 2A dulu. Tak heran jika saat ini, setiap kali aku mengajar di kelas ini, aku seakan lupa akan kedudukanku yang setingkat lebih tinggi dari mereka. Sungguh kondisi yang membuat jengah ! Baru-baru ini aku semakin tak enak hati, berawal dari kalimat main-main yang sejak dulu menjadi sifat nakalku yang suka kambuh ^^ ternyata berbuah manis. Pagi hari sesudah liburan aku dikejutkan dengan buah tangan hasil berlibur selama beberapa hari. Ouww manis sekali, membuatku senang meski tak sekalipun berharap. Aku sungguh menjadi sedikit terbebani. Namun demikian aku tetap berterima kasih atas pemberian itu. Mudah-mudahan kau berikan dengan ikhlas ya Dan ^^ wah jadi makin mirip saja dengannya. Una vez mas gracias tanto Daniel ! Su muy delicioso. Pero es no hace su punto mas alto ^^ Xie Xie Nin!!