Jumat, 19 September 2008

Heroes: superhero penyelamat dunia


Sineas Indonesia agaknya harus banyak mencontoh sineas asing dalam hal kreatifitas ide. Di negeri paman Sam misalnya, kreator-kreator film-film televisi maupun layar lebar seakan tak pernah kehabisan ide untuk mengusung sebuah tema baru. Seberapapun absurdnya sebuah ide, di tangan yang seorang yang kreatif bisa menghasilkan karya yang spektakuler. Tak terhitung banyaknya serial-serial asal Amerika yang sukses mengudara di berbagai negara. Kejelian sineas mereka dalam mengolah sebuah isu terkini menjadi tontonan fiksi menarik patut ditiru oleh pekerja seni kita. Di mulai dari opera sabun Bold and Beautiful yang sukses mengangkat tema liku-liku dunia percintaan, disusul Beverly Hills 90210 yang mengambil kisah seputar peralihan remaja menjadi dewasa, Melrose Place yang mengambil tema kehidupan glamor para model, hingga Sabrina The Teenage Witch yang bercerita tentang remaja putri berkemampuan sihir. Serial-serial baru bermutu pun terus bermunculan dengan berbagai tema menarik yang dijalin menjadi kisah yang enak untuk ditonton dan selalu membuat pemirsa penasaran dengan kelanjutannya. Charmed, Lost, CSI, Smallville, Supernatural, Traveller, Smith dan masih banyak lagi disajikan dengan apik dalam satuan 'season' alias musim tayang. Istilah yang jarang digunakan oleh pembuat sinetron televisi Indonesia bahkan ada yang salah mengartikan makna 'season'. Trans7 kini menggantikan peran televisi lain yang dulu giat menayangkan serial-serial apik tersebut. Trans 7 dengan cerdik menarik rating dari pemirsa televisi yang sudah bosan dicekoki sinetron-sinetron lokal yang monoton. Setelah sukses dengan stripping Smallville yang menceritakan asal mula tokoh terkenal Superman, Trans 7 kembali memanjakan pemirsa dengan menyangkan serial HEROES. Karya Tim Kring ini pertama kali mengudara di NBC pada 25 September 2006. Serial televisi yang mengambil tema kekuatan supranatural ini berhasil menjadi program yang paling digemari dalam kurun lima tahun terakhir. Tema yang diusung dalam Heroes meski bukan tema baru tergolong unik dan selalu digemari oleh masyarakat pencinta kekuatan ESP. Meskipun tokoh-tokoh dalam Heroes cukup banyak dan rata-rata mempunyai porsi yang sama, hal ini tidak menjadikan penonton bingung dengan karakter yang tumpang tindih karena memang tidak demikian adanya. Manusia-manusia yang mempunyai kekuatan lebih seperti terbang (Nathan), meramal masa depan (Isaac), menghentikan waktu (Hiro), menyembuhkan diri (Claire), menembus benda-benda (Hawkins), mendengar suara hati (Parkman) hingga kemampuan seorang bocah cilik (Micah) yang bisa berkomunikasi dengan teknologi saling menguatkan peran masing-masing dan membangun alur cerita yang runtut dan mendebarkan. Heroes yang baru saja sampai di season ke-2 ini dengan cerdik menampilkan ending season 1 yang menggantung membuat penggemarnya bertanya-tanya bagaimana kisah selanjutnya. Heroes yang diangkat berdasarkan teori evolusi ini tidak hanya menyajikan fiksi ilmiah belaka namun juga pesan moral yang dapat diambil di balik tayangan tersebut. Manusia sah-sah saja mempunyai kemampuan lebih. Apakah 'ability' akan digunakan untuk kebaikan atau kejahatan semua terserah pada pilihan hidup dan nurani masing-masing. Berkaca dari serial ini, semoga saja dunia pertelevisian kita tergerak untuk membuat terobosan baru, tidak melulu hanya membuat serial yang bertabur hedonisme atau kisah tragis yang berakhir kebahagiaan setelah menempuh kesengsaraan yang berkepanjangan.

Tidak ada komentar: