Senin, 15 September 2008

Menuju Juara Dunia



Minggu 14 September menjadi hari yang padat dan penuh kejutan untukku. Dimulai dengan serial kesayanganku Metantei Conan yang mulai memanas hingga permintaan seorang sahabat untuk menyanyikan lagu penyemangat There's A Hero untuknya. Setelah lelah tak tertahankan, Alhamdulillah waktu untuk berbuka puasa akhirnya tiba. Lapar dan dahaga terhapuskan diiringi deruman motor balap di sesi kualifikasi sirkuit Indianapolis, USA. Mendekati pukul tujuh malam, penuh semangat aku menunaikan ibadah sunnah selama bulan Ramadhan ini, meski ajang penentuan posisi start belum berakhir. Aku tak perlu khawatir dengan hasil kualifikasi, karena hasil race tidak ditentukan mutlak oleh posisi awal. Apalagi sesama penggemar balap Moto GP sudah memberiku bocoran siapa pole position, posisi kedua dan ketiga race kali ini ^^. Usai shalat tarawih, cepat-cepat aku kembali ke rumah tanpa meluangkan waktu untuk duduk-duduk sejenak bersama para jemaah. Segera aku menyalakan televisi, mencari channel yang menayangkan laga giornata ke dua klub favorit AC Milan. Meskipun 'difensore' andalan tak turun main akibat cedera yang belum sembuh, aku tetap antusias menyaksikan pertarungan skuad baru Rossonero ini. Berbekal gelandang baru yang diboyong dari El Barca, juga comeback-nya Andriy Shenchenko dan Marco Boriello, kubu Milan berusaha memperbaiki performa buruk di musim lalu. Dari semula rasa pesimis atas transfer pemain yang dilakukan klub ini terus menggelayut. Walaupun masih terlalu awal, rupanya Ancelotti belum berhasil meramu sebuah tim yang solid dan mampu menggedor pertahanan lawan. Lemahnya lini belakang Milan, akibat absennya beberapa pemain pilar membuat Milan kedodoran di awal musim 2008-2009 ini. Aliran bola yang cukup baik tak mampu membuahkan hasil yang memuaskan dan Milan pun harus menelan kekalahan untuk kedua kalinya di awal musim. Sungguh suatu hasil yang buruk bagi tim sebesar Milan yang bertabur bintang. Kecewa dengan hasil ini, aku pun melelapkan diri bersiap-siap untuk bangun di tengah malam. Dering alarm dengan segera membuatku terjaga, tanpa banyak geliat aku kembali menempatkan diri di depan televisi berbekal secangkir kopi panas untuk mengganjal mata yang masih 'sepet'. Tepat tengah malam salah satu acara sport favoritku kembali mengudara. Balap motor bergengsi yang terakhir berada di Misano kini bergulir ke negeri paman Sam. Untuk pertama kalinya race digelar di sirkuit Indianapolis. Sirkuit ini mempunyai kesulitan yang tinggi dengan banyaknya patahan-patahan yang berbahaya ditambah dengan kondisi cuaca yang buruk. Badai Ike yang sedang mengamuk di negeri yang sebentar lagi akan melangsungkan Pemilu ini membuat race untuk kelas 250 cc harus ditunda. Setelah cukup lama gelisah menanti dimulainya balapan yang sudah ditunggu-tunggu ini, akhirnya balapan pun dimulai dan yang membuatku 'surprise' race langsung diperuntukkan bagi kelas yang paling bergengsi yaitu Moto GP. Badai yang menyebabkan sesi 125 cc harus membatalkan 6 lap terakhir akhirnya cukup mereda, meski sirkuit menjadi wet race dengan jarak pandang yang terhambat karena mendung dan angin yang lumayan kencang. Warm up lap pun diselesaikan dengan baik dan berikutnya race pun dimulai. Seperti biasa pembalap andalanku mengambil start yang kurang mulus sehingga harus tergusur dari posisi pertama menjadi urutan keempat. Namun tak sia-sia Rossi mendapat julukan The Doctor, berbekal pengalaman dan mental yang terlatih baik, Rossi berhasil mengejar lawan-lawannya. Dimulai dari Lorenzo hingga CAsey Stoner yang bertahan di posisi ketiga. Balapan menjadi sangat seru dan membuatku 'sport' jantung ketika menyaksikan duel Rossi dan Andrea Dovizioso dalam memperebutkan urutan runner up di belakang Nicky Hayden. Di tengah guyuran hujan yang acapkali membuat para rider terpeleset, Rossi pun berhasil mempercundangi Dovizioso dengan aksi atraktif yang mendebarkan. Tak puas di urutan kedua, Rossi mulai mengejar seterunya di tahun 2006 tuan rumah NIcky Hayden yang terpaut kurang lebih satu setengah detik. Manuver-manuver Rossi meraih hasilnya di lap ke13 dengan menyingkirkan Hayden dari posisi pertama. The Doctor pun meninggalkan rival-rivalnya untukmenyelesaikan sisa dari 28 putaran di sirkuit tersebut. SAyangnya badai kembali menghantam hingga race pun terpaksa dihentikan di lap ke 21. Alhasil Rossi menempati podium pertama disusul NIcky Hayden dan anak baru JOrge Lorenzo yang berhasil menyodok Stoner yang performanya kali ini kurang meyakinkan. Hasil buruk menimpa rider Repsol Honda Dani Pedrosa, keputusannya untuk berganti ban di tengah musim terbukti menjadi keputusan yang fatal. Dngan hasil ini, Rossi pun semakin mengukukuhkan diri untuk menjadi calon kuat juara dunia MotoGP musim ini. Pemecahan rekor kemenangan untuk yang ke
-69 kalinya memperlebar jarak perolehan poin dengan rival terdekatnya Casey Stoner menjadi 87 poin. Hal ini berarti jika The Doctor finish minimal di urutan keempat, juara dunia pun berhasil diraihnya kembali. See you at Motegi !

Tidak ada komentar: