Sabtu, 06 September 2008

Mudik yukkk....!!!


Bulan suci Ramadhan selalu dinantikan bahkan tidak hanya oleh umat muslim di Indonesia. Apa pasal ? Tak lain adalah bulan ini identik dengan libur panjang hampir di semua instansi. Budaya mudik atau pulang kampung khas Indonesia ini menjadi ritual tahunan seluruh lapisan masyarakat tak peduli tua muda atau keyakinan yang dianut. Jauh-jauh hari para perantau sudah merencanakan dengan cermat perjalanan menuju kampung halaman untuk berkumpul sesaat bersama handai taulan. Tak ayal lagi jasa angkutan umum baik darat, air dan udara mendadak kebanjiran rezeki. Jalur-jalur utama yang menghubungkan kota-kota di pulau-pulau besar Indonesia menjadi padat sejak H-7 dan mencapai puncaknya pada H-2 sebelum lebaran. Hiruk pikuk di hari raya Idul Fitri membawa warna tersendiri di setiap tahun. Berbagai peristiwa menyenangkan hingga membuat miris selalu mengiringi datangnya hari kemenangan bagi umat muslim ini. Sejarah mencatat kasus kecelakaan meningkat pada bulan ini yang disebabkan oleh semakin padatnya arus lalu lintas. Jalur mudik yang terus diperbaiki demi kenyamanan para pengguna jalan tak mampu meredam keganasan setan jalanan. Macet menjadi teman akrab mudik mania baik yang memanfaatkan jasa angkutan atau menggunakan kendaraan pribadi. Ketidaksabaran, ketidakteraturan dan ketidakdisiplinan pengemudi menjadi faktor utama penyebab kecelakaan fatal ditambah dengan fasilitas umum yang di bawah standar tentunya. Bagaimana dengan suasana mudik lebaran kali ini ? Mengingat harga-harga kebutuhan pokok membumbung tinggi melebihi tahun-tahun sebelumnya mungkin banyak para pemudik yang harus berpikir ulang untuk melakukan perjalanan jauh. Memang untuk melakukan mudik tidak hanya sekedar berlelah-lelah menempuh perjalanan panjang demi bersua dengan keluarga. Mudik juga membutuhkan biaya yang tak sedikit, apalagi dengan cap 'urban' yang melekat dan identik dengan banyak rupiah hasil kerja keras di perantauan. Tingginya ongkos perjalanan membuat para pemudik sejak beberapa tahun lalu memilih menggunakan kendaraan beroda dua yang mampu menghemat biaya lumayan banyak. Pilihan yang justru tidak nyaman dan penuh resiko, namun tetap dijalani demi memangkas ongkos mudik. Pemerintah pun tak mampu mengendalikan arus konvoi roda dua dan hanya mampu memberikan tips aman bepergian dengan menggunakan sepeda motor. Banyaknya orang yang berlalu lalang di tempat umum dengan membawa harta berharga milik mereka di hari raya tak luput mengundang niat tersembunyi bagi beberapa orang yang mencoba mencari penghasilan yang tidak halal. Berita-berita tentang pencopetan, perampokan, penipuan hingga kasus gendam menjadi topik yang tak kalah hangat di bulan suci ini. Sungguh suatu ironis jika kejahatan justru terjadi di hari yang fitrah. Oleh karena itu, bagi yang berniat mudik hendaknya mempersiapkan diri dengan matang. Gunakan transportasi yang dirasa aman dan nyaman tidak hanya memperhitungkan biaya murah namun penuh resiko. Hindari membawa barang berharga yang berlebihan selain mengundang niat jahat juga mengganggu kenyamanan dalam perjalanan. Jangan biarkan rumah kosong tanpa penjagaan. Namun demikian keceriaan Idul Fitri tetap menjadi yang utama. Saling memaafkan, membuka kembali lembaran baru dan mengisi dengan hal-hal positif menjadikan semakin meningkatnya kualitas hidup seseorang. Tinggalkan kesalahan yang telah diperbuat dan jadikanlah perbuatan di masa lalu sebagai acuan akan hidup di masa kini dan masa mendatang.

Tidak ada komentar: