Jumat, 26 September 2008

Nan De ????


Menjadi guru ternyata tidaklah semudah dan seindah yang dibayangkan. Guru tidak hanya membimbing anak didiknya untuk memahami konsep pengetahuan tetapi juga membentuk mental menjadi pribadi yang matang. Prinsip pedagogig yang kedua inilah yang justru dirasakan lebih sulit bagi seorang yang berprofesi guru. Pengalaman beberapa tahun mendidik anak yang sedang menginjak usia puber rupanya belum cukup untuk memahami psikologis anak yang sedang berada pada masa peralihan ini. Hal ini kurasakan benar saat berkewajiban membimbing anak-anak usia remaja. Walaupun cukup berpengalaman dalam menghadapi kelas, hingga kini aku masih terheran-heran dengan pola pikir anak-anak zaman sekarang. Rentang waktu satu dekade ternyata membawa perubahan prilaku anak yang sangat signifikan. Berulang kali aku dan teman-teman sejawatku berdiskusi membandingkan sikap, tingkah laku dan cara berfikir anak-anak dulu dan sekarang. Hasilnya sungguh amat jauh berbeda. Entah apa penyebabnya, anak-anak sekarang cenderung lebih menyukai budaya instant, yaitu memperoleh hasil yang baik tanpa terlalu membuang waktu dan tenaga untuk berusaha keras. Memang tidak semua anak berperilaku demikian, namun jika menilik dari lingkungan tempat kami berada, agaknya sikap malas dan seenaknya sendiri cukup merajalela. Anak sekolah zaman sekarang (sekali lagi di daerahku) tampak tidak peduli dengan hasil yang dicapai di sekolah. Mereka seolah tidak menyadari pentingnya sekolah untuk masa depan. Sekolah menjadi ajang berkumpul untuk merencanakan petualangan yang seringnya menyimpang dari aturan main. Berbagai mata pelajaran yang silih berganti dijejalkan ke otak mereka mulai dari pagi hingga waktu pulang sekolah menjadi selingan yang menjemukan di sela-sela canda dan tawa. Mereka tak peduli dengan nilai hasil belajar yang diperoleh bahkan tawa bangga menjadi trend mark saat memperoleh hasil di bawah standar. Sungguh berbeda 180 derajat dengan kondisi ketika aku masih duduk di bangku sekolah ! Mendapat hasil yang buruk adalah aib yang memalukan bagiku, sehingga menjadi cambuk untuk melecut semangat belajar demi mempertahankan posisi puncak. Lain dulu lain sekarang, aku masih ingat betapa ketakutannya saat lupa mengerjakan PR, apalagi mencontek ! Suasana kelas selalu tenang dan siap untuk belajar apalagi jika berhadapan dengan guru 'killer' ^^. Lihatlah tingkah anak sekolah sekarang, saat ulangan mereka tak segan-segan untuk mencontek dari teman atau membuka catatan, PR sering kali lupa dikerjakan, tugas dikerjakan dengan asal-asalan, malas untuk mencatat keterangan dari guru, dan segan untuk menanyakan hal yang belum jelas meski diberi kesempatan untuk itu, dan yang paling buruk adalah malas untuk belajar. Padahal kecerdasan tidak hanya berasal dari bakat saja namun juga harus disertai usaha untuk mengasah otak dan pikiran hingga menjadi cemerlang. Tak heran jika saat evaluasi, hasil buruk menjadi langganan. Memang nilai bukan satu-satunya tolak ukur keberhasilan anak didik, meskipun demikian nilai masih menjadi perhitungan utama saat ini.

Baru-baru ini, aku merasa jengkel sekaligus cemas dengan hasil yang diperoleh anak-anak didikku. Yah, mungkin cara mengajarku tidak begitu baik, hingga apa yang harus disampaikan tidak menjangkau ke pemahaman mereka yang paling dalam. Hanya saja aku merasa heran, semua sudah kuberikan lengkap dengan catatan dan keterangan tambahan, namun tetap saja alasan 'soal yang sulit' menjadi yang pertama diajukan untuk berdalih. Aku semakin jengkel ketika menghadapi deretan angka menyedihkan, meskipun daftar pertanyaan sudah kuberikan jauh sebelum waktu penentuan. Nan de ?? Mengapa bisa terjadi ? Entahlah, yang membuatku semakin pusing ketika sebagian anak yang memang benar-benar bertekad menimba ilmu ternyata mampu meraih hasil maksimal. Fakta yang menimbulkan pertanyaan yang sulit untuk kujawab. Rentang nilai yang begitu lebar membuatku kesulitan untuk mengukur keberhasilan pelaksanaan kegiatan belajar dan mengajar. Otak yang cerdas kurasa tidak bisa menjadi alasan untuk sebuah keberhasilan dalam kasus kali ini. Rupanya aku harus kembali ke format semula, lebih tegas dan 'galak' di kelas hingga memaksa anak-anak bekerja lebih serius. Ketakutan dan keterpaksaan kadang menjadi obat manjur untuk mengobati penyakit malas, terbukti dengan keberhasilan mantan murid-muridku meski tingkat kecerdasan mereka hanya standar saja.

Message for Best Class : Whats wrong with you ? hasil yang kalian peroleh membuatku berpikir ulang dengan predikat best class yang terlanjur kuberikan. Untuk selanjutnya berusahalah lebih serius, (mungkin aku memang tidak cocok untuk menghadapi kelas ini) . Hati yang baik, ramah dan hangat akan menjadi lebih indah jika dibekali pengetahuan yang cukup. Pelajari apa yang harus dipelajari karena sudah menjadi kewajiban kalian untuk menyerap ilmu sebanyak mungkin. Bolehlah main-main untuk sekedar intermezzo di tengah padatnya materi yang harus dikuasai, tapi sikap serius harus lebih diutamakan. Mungkin saat ini kalian belum menyadari pentingnya ilmu, mungkin saat ini belajar adalah suatu beban yang berat bagi kalian, mungkin juga kalian sudah bosan dengan nasehat, apalagi kalian sedang memasuki masa-masa pemberontakan yang labil, masa ketika kalian mulai memandang dunia dengan sudut pandang yang baru, masa ketika hati mulai bersemi dengan indahnya kasih, namun suatu saat nanti kalian akan berterima kasih pada pembimbing kalian di bangku sekolah. Jangan sia-siakan waktu untuk hal percuma. Temukan yang terbaik untuk masa depanmu. Your time in world, long as it seems but its no longer. So you must spent your time well so when you leave this world you leave with no regrets. Meskipun demikian, kalian akan selalu menjadi B for Best Class. Kini tiba waktunya untuk mengucapkan 'Ja mata ne ', thanks for everything, I never forget you, every moment will be a beautiful memories for me, and I think that in the future I always miss you all. Forgive me if I made a lot of mistake for three months. You can believe that it's hard to say goodbye with you, but I must follow my way. Boys and girls do your best, and I always wish the best for you too. Let's keep our friendship , you can say hello with me at tezuka_in@yahoo.co.id. Daniel don't be lazy,thanks to you cause your joke make me full of laugh. Dian you can explore your talent, keep fighting smart boy and you will be on the top, Jerico please study hard, and Oki, Thatit, Bondan, Indra, Yoddi, Sugeng, Oma, Adit too. Risa, please forget the da vinci code if you not ready yet or you will live with confused. Maria, more smile and talk please. Tyas, wish your dream come true. Hanna, Rizky, Yohana, Weni, Rani, Fitri, Afri, I'm sorry that I'm not understand yet your self, cause time is running so fast. Jimmy, Annas you must trust on your self. Primi and Yoga please try more.

Best Class, TOTTEMO DAISUKI !!

Especialmente para alguien en alli, yo solo quiero decir que yo siempre le perdere. Usted siempre hace el corazon lleno de vivas. A veces yo pienso que yo ya en amor con usted pero es justo una imaginacion. Porque usted me hace recuerdo para otra persona y un hombre listo siempre es mi favorito. El Chico, yo siempre oro para su consigue en todo. Algun uno que siempre viene a mi sueno quiero decir eso "Aisuru, Conan-kun !"

Tidak ada komentar: