Kamis, 21 Agustus 2008

Lika-liku Dunia Sihir


Selama ini dunia penyihir sangatlah bias antara mitos dan realita. Legenda dan berbagai cerita rakyat tentang penyihir tersebar di seluruh pelosok dunia dengan berbagai istilah masing-masing. Penyihir, tukang tenung, dukun, shaman adalah sedikit dari sekian banyak nama untuk seseorang yang dianggap mempunyai kelebihan di bidang misteri ataupun ilmu nujum. Sejak dulu orang-orang yang dicurigai berkecimpung di dunia sihir cenderung ditakuti masyarakat. Tukang-tukang sihir pun diburu untuk diberantas secara kejam dengan cara dibakar, dirajam atau digantung. Joan of Arc, pahlawan wanita Prancis di abad 15 menjadi salah satu korban tuduhan tak berdasar masyarakat pada waktu itu. Tokoh yang menjadi inspirasi seniman-seniman besar Shakespeare, Voltaire, Verdi, dan Tchaikovsky ini diadili sebagai tukang sihir akibat pengakuannya tentang suara Tuhan yang menyuruhnya untuk maju berperang melawan Inggris. Joan ditangkap dan dibakar pada usia 19 tahun. Demikian pula dengan pemusnahan kota Salem yang dianggap markas besar para penyihir hanya sekelumit dari mitos-mitos dunia sihir. Sihir identik dengan mantra, sapu, kuali berisi ramuan yang menggelegak dan ritual-ritual khusus dengan simbol-simbol tertentu. Sebagian orang menganggap bahwa sihir adalah sesuatu yang kelam, jahat dan hanya orang-orang terpilih yang mampu mendalami ilmu dan praktik-praktik magis. Kemisteriusan dunia sihir banyak memberikan inspirasi bagi penulis baik fiksi ataupun non fiksi. Terhitung tak sedikit karya-karya sastra bertema sihir yang mampu menarik perhatian khalayak ramai. Harry Potter, Trilogi Inheritance, Trilogi Bartimaeus, Trilogi His Dark Material adalah beberapa novel fiksi yang mendapat tempat di hati para 'bibliophile'. Sabrina The Teenage Witch, Charmed, Practical Magic merupakan judul-judul serial dan film bertema witch and witchcraft yang lumayan sukses di pasaran. Kesemua judul-judul tersebut memuat cerita tentang liku-liku dunia sihir dengan berbagai versi dan sudut pandang. Harry Potter serial terfenomenal abad ini memang bukan yang pertama kali dalam kisah rumit dunia sihir. Dalam buku ini JK Rowling berpandangan bahwa manusia dengan kemampuan sihir pun mempunyai sikap dan perilaku yang sama dengan manusia biasa. Rowling menggambarkan bahwa kemampuan sihir adalah suatu talenta yang dimiliki oleh seseorang yang harus diasah sehingga bermanfaat bagi si empunya sihir. Kualitas sihir seseorang ditentukan oleh bakat dan ketekunannya dalam mempelajari sihir layaknya orang biasa belajar ilmu pengetahuan di sekolah dan masyarakat dengan berbagai praktek di lapangan. Phillip Pullman merepresentasikan bahwa penyihir hanyalah orang dengan jenis kelamin wanita saja yang memperoleh kekuatan secara warisan. Mereka hidup berkelompok memisahkan diri dari masyarakat biasa dan mempunyai kekuatan lebih dibantu dengan alat-alat sihir dan mampu membaca masa lalu maupun masa depan. Christopher Paolini menyajikan kisah fiksi penunggang naga yang memiliki kekuatan sihir. Berebeda dengan sihir dalam Harry Potter, Paolini menggambarkan bahwa sihir bisa diperoleh melalui latihan intensif akan pengetahuan kata-kata kuno yang merupakan nama sejati sesuatu benda. Kekuatan sihir dapat berbalik mencelakakan para pemakainya jika digunakan melebihi batas energi seseorang. Jonathan Stroud membuat versi berbeda dari kisah-kisah sihir pada umumnya. Stroud berpendapat bahwa sihir yang dimiliki seseorang berasal dari kemampuan orang itu mengendalikan makhluk-makhluk gaib. Stroud menuliskan bahwa di dunia ini ada makhluk-makhluk gaib berkekuatan rendah hingga tinggi yang dapat dimanfaatkan oleh manusia seperti jin, afrit, foliot dan imp. Semakin besar pengaruh seseorang terhadap makhluk gaib maka semakin tinggi pula ilmu sihirnya. Berbagai kisah-kisah dunia sihir mencerminkan keingintahuan dan kekaguman orang akan seluk beluk sihir yang belum jelas keberadaannya. Di tengah berbagai mitos seputar dunia sihir yang mencakup alam gaib tersebut. Dan Brown dalam bukunya Da Vinci Code mencoba mencari penjelasan di balik kata misterius tersebut. Brown menuliskan bahwa munculnya tukang sihir bermula dari usaha kaum agamis untuk meruntuhkan idealisme pagan yang banyak dianut pada abad pertengahan. Simbol-simbol pagan yang memuja dewi bumi dialihkan menjadi simbol tukang sihir yang dicap gelap dan bertentangan dengan agama dan konsep Tuhan. Simbol bintang david yang merefleksikan dualisme yang sempurna menjadi simbol kaum pemuja setan. Simbol garpu poseidon dijadikan senjata tombak setan demikian pula dengan topi kerucut yang kini identik dengan penyihir. Dari berbagai versi karya penulis-penulis besar tersebut, semuanya mempunyai satu kesamaan bahwa sihir adalah kekuatan yang dimiliki oleh seseorang yang bisa dimanfaatkan untuk kebaikan atau kejahatan tergantung pada pilihan hidup masing-masing.

Tidak ada komentar: