Rabu, 13 Agustus 2008

Say No To Drugs


Berita tertangkapnya artis muda Sheila Marcia menambah daftar hitam publik figur yang terjerat kasus narkoba. Roy Martin, Gary Iskak, Achmad Albar hingga deretan pelawak Doyok, Polo, Derry susul menyusul tertangkap tangan sedang mengkonsumsi barang haram itu. Sungguh sangat disayangkan para artis yang menjadi tokoh idola dan trends maker ini justru memberi contoh buruk bagi para penggemarnya. Gaya kaum hedonis memperoleh citra buruk dengan ulah mereka. Tidak tua atau muda mereka mencerminkan betapa melorotnya kualitas moral bangsa ini. Meski hanya sebagian kasus yang terungkap tak bisa dipungkiri bahwa kehidupan gemerlap dunia malam membawa efek merusak bagi masyarakat. Boleh saja menyangkal tidak semua penggemar "dugem" melakukan hal-hal terlarang itu, tapi pada kenyataannya entah sudah berapa ribu atau juta rakyat Indonesia yang terjerumus masalah narkoba. Narkoba adalah akronim dari narkotika dan obat-obatan terlarang. Kata narkotik berasal dari kata Narcosis yang berarti narkose atau menidurkan. Menurut Undang-Undang No. 9 tahun 1976 tentang jenis-jenis narkotika yang dimaksud dengan narkotika adalah candu, morphine, heroin, ganja dan Cocaine. Sedangkan yang dimaskud dengan obat-obatan berbahaya adalah berbagai macam jenis obat yang diproduksi untuk keperluan medis. Obat-obatan berbahaya dibedakan menjadi tiga golongan yaitu depresant, stimulant dan hallucinogen. Sebenarnya narkotik dan obat-obat berbahaya ini digunakan dalam dunia medis dengan pengawasan yang ketat. Sayangnya setelah mengetahui efek narkoba yang berbahaya karena menimbulkan kecanduan dan merusak fungsi sistem tubuh tersebut, narkoba justru dikonsumsi dengan bebas. Beredarnya narkoba yang lepas dari pengawasan aparat mulai menjalar hingga daerah pelosok. Narkoba kini kian merajalela merusak mental anak-anak bangsa dari berbagai kalangan dan usia tanpa pandang bulu. Berdasarkan data d Lembaga Ketergantungan Obat sejak tahun 1972 alasan utama para remaja atau anak menyalahgunakan narkoba pertama kali adalah rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu inilah yang akhirnya menjerat mereka ke dalam belitan narkoba yang sekali terjatuh amat sangat susah untuk kembali. Hal ini disebabkan karena narkoba mempengaruhi saraf dan menimbulkan kecanduan akibat rasa puas yang mendorong seseorang memakainya secara berkala. Celakanya, batas toleransi narkoba semakin lama semakin tinggi hingga jangka waktu pemakaian semakin pendek dan sering dan dosis juga semakin besar. Narkoba umumnya dikonsumsi karena efek menenangkan yang bisa mengatasi kegelisahan, kekecewaan, kecemasan dan dorongan berlebihan para pemakai yang lemah daya tahan mentalnya atau masih belum matang kepribadiannya.Narkoba tidak hanya merusak fisik semata melainkan menimbulkan gangguan mental dan kepribadian yang semakin lama semakin parah dan menjadi fatal jika tidak segera ditangani. Untuk itu para orang tua perlu mengontrol pergaulan dan tingkah laku putra-putri mereka. Pertahanan pribadi berbasiskan agama yang diyakini juga sangat penting jika tidak ingin terjerumus dalam sarang laba-laba narkoba. Orang tua maupun orang yang berkepentingan perlu mengetahui karakteristik umum para pecandu yang diantaranya adalah adanya perubahan mendadak di sekolah, pekerjaan baik dari segi mutu, kualitas atau disiplin, sifat yang menjadi cepat tersinggung dan mudah marah, tidak mengacuhkan penampilan dan sering menyendiri di tempat-tempat yang tidak biasa. Penanganan bagi mereka yang terlanjur menjadi pemadat perlu dilakukan dengan cermat dengan meminta bantuan lembaga-lembaga khusus yang menangani narkoba. Meskipun pemerintah dan lembaga indipenden dengan gencar menyerukan budaya Say No To Drugs dengan memaparkan bahaya narkoba, tetap saja peredaran narkoba di negara ini masih cukup tinggi. Mungkin pemerintah perlu menindak tegas para pengedar yang membawa virus bejat narkoba yang bertujuan merusak generasi muda bangsa ini dengan hukuman yang maksimal. Tanpa merendahkan hak asasi manusia, tindakan tegas ini penting dilakukan untuk memberi efek jera bagi para pengedar maupun pengkonsumsi narkoba. Semua ini demi masa depan bangsa yang tak mungkin dilimpahakn pada generasi penerus yang tak sehat baik fisik atau pun metalnya. Sekali lagi SAY NO TO DRUGS, cintailah dirimu !

Tidak ada komentar: