Minggu, 31 Agustus 2008

Waspada Demam Berdarah


Baru-baru ini Trans7 membuat program baru yang sangat menarik dan edukasional bertajuk B4M Bincang-Bincang Bersama Bu Menkes. Acara yang dipandu oleh mc kondang Ferdi Hasan ini hadir dengan topik-topik menarik seputar kesehatan. Menjelang pergantian musim kemarau dan penghujan berbagai penyakit menjadi epidemi di Indonesia. Salah satunya adalah demam berdarah. Demam berdarah adalah penyakit febril akut yang yang ditemukan di daerah tropis yang menyebabkan kematian bila tidak ditangani dengan cepat dan tepat. Penyakit ini disebabkan oleh virus dari genus Flavivirus yang disebarkan ke manusia dengan perantaraan nyamuk Aedes aegypti. Penyakit ini ditandai dengan gejala munculnya demam secara tiba-tiba disertai sakit kepala berat, sakit pada sendi dan otot (myalgia dan arthralgia) dan ruam. Ruam demam berdarah merupakan bintik-bintik merah terang dan menyebar hingga ke seluruh tubuh. Penderita demam berdarah juga bisa mengalami radang perut, mual, muntah-muntah, diare dan pilek atau batuk-batuk. Gejala-gejala tersebut seringkali tidak dianggap oleh penderita sehingga penanganan pasien terlambat dan berakibat fatal. Demam berdarah umumnya berlangsung sekitar enam atau tujuh hari dengan puncak demam yang lebih kecil terjadi di akhir masa demam. Sesudah masa inkubasi 3-15 hari orang yang tertular dapat mengalami salah satu dari 4 bentuk berikut :
1. Bentuk abortif : tidak merasakan gejala apapun
2. Dengue klasik : demam tinggi selama 4-7 hari, nyeri tulang diikuti munculnya bintik-bintik merah,
3. Dengue Haemorraghic Fever : sama dengan dengue klasik ditambah dengan pendarahan dari hidung, dubur dan mulut
4. Dengue syok sindrom : gejala sama dengan DBD ditambah syok yang sering berakibat kematian.
Demam berdarah yang saat ini populer karena resiko kematian yang cukup tinggi adalah Demam Berdarah Dengue yang disebabkan oleh virus dengue. DBD umumnya menyerang orang yang kekebalan tubunya sedang menurun. DBD merupakan demam dengue dengan derajat yang lebih berat. Pada penderita DBD akan tampak bintik pendarahan, juga dapat mengalami pendarahan pada gusi, hidung, usus dan lain-lain. Demam dengue banyak terjangkit di daerah tropis dan subtropis. Asia menempati urutan pertama dalam jumlah penderita demam dengue tiap tahun, yang disebabkan oleh curah hujan yang sangat tinggi. WHO memperkirakan lebih dari 40% penduduk dunia hidup di daerah endemis demam dengue. Virus penyebab demam dengue ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti yang sebelumnya sudah menggugut orang yang terinfeksi virus dengue. Satu gigitan nyamuk yang terinfeksi virus sudah mampu untuk menimbulkan penyakit dengue pada orang yang sehat. Tidak ada vaksin yang tersedia secara komersial untuk penyakit demam berdarah. Oleh karena itu pencegahan lebih banyak diupayakan untuk menahan penyebaran penyakit ini. Pencegahan utama terletak pada pemusnahan vektor pembawa virus yaitu nyamuk demam berdarah. Nyamuk ini pada umumnya aktif di siang hari, oleh karena itu usaha menghindar dari gigitan nyamuk dengan menggunakan obat anti nyamuk perlu dilakukan. Pengasapan (Fogging) juga bisa dilakukan untuk mengurangi nyamuk demam berdarah. Namun demikian, pemerintah telah mencanangkan gerakan 3M yang lebih berpotensi untuk memberantas nyamuk demam berdarah. Nyamuk jenis ini berkembang biak di tempat-tempat berair yang jernih sehingga perlu dilakukan aksi menguras bak mandi untuk memberantas jentik-jentik, dan menimbun wadah-wadah yang dapat menampung air sehingga tidak bisa digunakan oleh nyamuk untuk berkembag biak. Mencegah memang lebih baik daripada mengobati, sebab sampai saat ini obat untuk penderita demam berdarah memang belum ditemukan (BPOM) dan pengobatan yang dilakukan hanya bersifat pendukung semata. BPOM bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran UNAIR menyatakan bahwa ekstrak daun jambu biji dapat mengahambat pertumbuhan virus dengue dan dapat meningkatakan trombosit tanpa menimbulkan efek samping. Hasil yang menggembirakan ini belum bisa diterapkan dalam pengobatan pasien demam berdarah secara nyata sehingga alternatif yang dilakukan adalah dengan memperbanyak minum air putih untuk mengembalikan homeostatis. Selain itu pasien juga diberi asupan vitamin c dan vitamin A untuk mempercepat regenerasi sel. Mengingat besarnya resiko demam berdarah, masyarakat diharapkan lebih waspada dengan cara lebih memperhatikan lingkungan sekitar untuk mencegah penyebaran penyakit ini.

Tidak ada komentar: