_-_The_Last_Supper_(1495-1498).jpg)
Dan Brown membuat gebrakan baru dalam dunia fiksi. Pengarang kelahiran tahun 1964 asal Amerika ini dengan berani meluncurkan sebuah novel semi historis yang dilatarbelakangi oleh salah satu agama besar di dunia. Jebolan Amherst Collegge ini tak tanggung-tanggung dalam melakukan riset dan dengan berani menyatakan bahwa semua dokumen yang tercantum dalam novelnya adalah nyata. Da Vinci Code berhasil menuai kontroversi di kalangan umat beragama khususnya Katolik. Dikisahkan seorang simbolog dari Universitas Harvard dicurigai melakukan pembunuhan terhadap kurator museum Louvre. Robert Langdon demikian nama simbolog tersebut pun berusaha membersihkan namanya. Usaha Langdon untuk membuktikan bahwa dia tak bersalah diikuti dengan perburuan pelik dan acapkali dengan taruhan nyawa. Dalam buku ini Brown mengangkat cerita tentang Holy Grail melalui tokoh Langdon. Holy Grail atau cawan suci dipercayai umat KAtolik sebagai cawan yang digunakan Yesus Kristus dalam perjamuan terakhir. Dalam buku ini Brown mengungkapkan fakta mengejutkan yang sebenarnya tentang keberadaan Holy Grail. Berdasarkan dokumen-dokumen kuno yang menurut Brown nyata adanya, Brown melalui tokoh Langdon memaparkan bahwa Holy Grail merupakan metafora bagi seorang perempuan yang dikenal oleh seluruh umat KAtolik di dunia. Dikisahkan Sir Leigh Teabing, ahli holy grail dari Inggris menjelaskan bahwa Holy Grail adalah simbol dari Maria Magdalena. Maria Magdalena yang dikenal sebagai pelacur dari zaman Kristus dinyatakan bahwa sesungguhnya ia adalah istri dari Yesus itu sendiri ! Dan keturunan mereka masih ada dan bahkan bisa ditelusuri peta silsilahnya. Teabing menyatakan bahwa keberadaan Maria Magdalena sebagai istri Yesus dihapus dari sejarah Katolik dengan alasan bisa meruntuhkan sifat Ketuhanan dari Yesus. Yesus yang notabene adalah Tuhan umat KAtolik dalam buku ini memiliki sifat manusia seperti beristri dan mempunyai keturunan. Kebenaran tentang MAria Magdalena ini dijaga ketat oleh sekelompok orang yang bergabung dalam organisasi rahasia Biarawan Sion. Organisasi ini diketuai oleh tokoh-tokoh ternama di antaranya adalah Leonardo Da Vinci, Sir Isaac Newton, dan Boticelli. Tugas utama Biarawan Sion adalah menjaga agar semua dokumen tentang Maria Magdalena tidak diketemukan oleh pihak Gereja sehingga bisa dimusnahkan. Meskipun kerahasiaan adalah faktor terpenting, para tokoh Biarawan Sion ini tak urung menuliskan tanda-tanda tentang Maria Magdalena dalam karya-karyanya seperti lukisan-lukisan The Last Supper buah karya Da Vinci, dan musik gubahan Mozart. Bahkan istilah Holy Grail atau cawan suci mengacu pada bentuk piala yang dikonotasikan sebagai rahim perempuan suci yaitu Maria Magdalena sebagai ibu dari keturunan darah Yesus. Brown semakin berani dengan menuliskan bahwa garis keturunan Yesus adalah klan Merovingian yang dikenal sebagai pendiri kota Paris. Semua relikui Maria Magdalena baik berupa gulungan naskah, dokumen, surat-surat, artefak dan tulang-belulang Maria Magdalena tersimpan dalam ruang rahasia di dalam Museum Louvre, Prancis. Menilik dari materi buku Da VInci Code tersebut, tak bisa dipungkiri bahwa Brown membuat sebuah isu yang menyerempet bahaya karena menyangkut keimanan. Tak pelak lagi, pihak Vatican pun dengan segera bertindak dengan melakukan pencekalan terhadap film adaptasi novel ini yang berjudul sama. Semakin dilarang, orang biasanya semakin penasaran. Buku ini pun laris manis di pasaran hingga mencapai 70 juta copy ! Kesuksesan Dan Brown tidak berhenti sampai di sini. Petualangan ahli ikonografi ini berlanjut dalam buku kedua yang merupakan prekuel. Angel & Demon menjadi awal keterlibatan Langdon dalam dunia sejarah Katolik yang gelap. Dalam buku ini Brown memaparkan fakta menarik sekaligus mengerikan. Lagi-lagi menurut fakta nyata, Brown menyebutkan keberadaan Illuminati, suatu organisasi beranggotakan para ilmuwan. Illuminati diketuai oleh Galileo sebagai wadah bagi ilmuwan untuk mendiskusikan temuan-temuan mereka tanpa sepengetahuan Gereja. Pada era Galileo, gereja banyak memburu para ilmuwan karena penemuannya yang dianggap berlawanan dengan doktrin-doktrin gereja. Supaya selamat namun tetap berkarya dalam menyelidiki alam semesta, eselon tinggi Illuminati yaitu Bernini merancang sebuah ujian inisiasi bagi ilmuwan yang ingin menjadi anggota Illuminati. Ilmuwan calon anggota ini harus memecahkan serangkaian kode untuk menemukan markas rahasia Illuminati. Kejeniusan Brown dalam menggabungkan sejarah dan fiksi sangat teruji dalam buku ini. Brown mengajak pembaca untuk menelusuri tanda-tanda (Segno) yang tersebar di kota Roma. Brown begitu piawai menggambarkan kota Roma sehingga pembaca seolah sedang ikut ujian untuk menjadi seorang Illuminatus. Brown yang tumbuh di lingkungan paradoks antara sains dan religi ini mampu membuat pembaca tercengang dan berdebar ketika membaca karya-karyanya. Brown begitu pintar meramu sejarah sehingga menghasilkan fiksi semi historis yang menarik dan tidak membosankan meski dibaca berulang-ulang. Riset yang menyeluruh dan detail yang dilakukannya selama menulis sebuah buku patut dicontoh oleh siapapun yang berkeinginan menjadi seorang pengarang. Benar atau tidaknya semua fakta yang tercantum dalam Da Vinci Code maupun Angels & Demon semua tergantung dari keyakinan masing-masing pembaca.
Castella San Angelo-markas Illuminati

Tidak ada komentar:
Posting Komentar