Rabu, 29 Oktober 2008

Memburu masa depan

Bulan di penghujung tahun selalu dinanti oleh beberapa orang, bukan hanya datangnya musim hujan yang mengisi ulang sumber-sumber air bersih, melainkan di bulan-bulan ini para pencari kerja berlomba-lomba mengais keberuntungan untuk lolos menjadi calon pegawai negeri sipil. Warung-warung yang menyediakan jasa internet diserbu pelanggan, mencari informasi dan antre untuk mendaftar secara online. Kantor-kantor pemerintah pun tak kalah sibuk melayani warga yang serentak mengurus surat-surat untuk memenuhi persyaratan. Benar-benar bulan yang sibuk, dan menebar rejeki pada beberapa orang. Beberapa tahun terakhir ini keadaan memang berbalik, satu dekade yang lalu sebagian besar memilih untuk menjadi pekerja swasta dengan alasan keterjaminan masalah finansial. Memang faktanya bertahun-tahun yang lalu pegawai negeri kurang begitu terjamin. Lain dengan pegawai swasta tampak begitu makmur dan tercukupi sehingga mereka bergitu loyal dengan tempat mereka menggantungkan hidupnya. Usai runtuhnya orde baru, pemerintah yang baru sedikit demi sedikit mulai memperbaiki nasib para pegawainya. Gaji dinaikkan, penambahan tunjangan hingga beberapa kemudahan yang diperoleh bagi seorang pegawai negeri membuat angin mulai berbalik arah. Dimulainya krisis ekonomi yang merontokkan dunia usaha, membuat tak sedikit perusahaan yang gulung tikar atau harus merampingkan diri. Walhasil mereka yang semula tak berminat mulai melirik label CPNS dengan harapan hidup lebih terjamin hingga hari tua. Siapa sih yang nggak kepingin uang mengalir tiap bulan sampai nanti usia uzur. Berubahnya taraf hidup para pegawai ke arah yang lebih baik menjadi nilai positif bagi pemerintah yang ingin mengukukuhkan eksistensinya. Hanya sayangnya, usaha pemerintah untuk memakmurkan rakyatnya tidak dibarengi dengan pemulihan ekonomi swasta. Yang menjadi masalah utama, setiap kali pemerintah menaikkan honor pegawai, diikuti dengan naiknya harga kebutuhan pokok. Sementara penghasilan rakyat kecil cenderung tetap kalau tidak malah semakin menurun. Inflasi yang terus menerus membuat rakyat semakin tercekik untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Akankah keadaan ini akan berlangsung lama ? tak heran jika semua tergiur untuk menjadi seorang PNS dan tak sedikit yang rela mengambil jalan pintas.

Selasa, 28 Oktober 2008

Adios

Walau jauh-jauh hari aku sudah tahu mau ada yang namanya acara 'pamitan', tetap saja detak jantungku bertambah cepat saat menerima panggilan di malam hari. Maklum sebagai orang yang lebih suka bekerja di balik layar, tampil menjadi tokoh utama membuatku 'nervous', kegugupanku semakin lengkap dengan sifat 'grogian' yang dari dulu nggak pernah bisa dihilangkan. Hari ini, sengaja aku berangkat lebih awal dari yang dijadwalkan, maksud hati sih supaya bisa ngumpet sebentar ^^. Seperti biasa sifat 'pe-de' semakin luntur jika aku sudah merasa tak berhak berada di suatu tempat. Sialnya (atau malah untung ? ...^^) begitu sampai di tempat yang nggak mungkin bisa kulupakan bertepatan dengan usainya kegiatan rutin sehari-hari. Tak pelak lagi wajah-wajah yang masih terpatri dalam pikiran bermunculan satu per satu. Wah serasa kembali ke waktu itu. Sayang waktu tak memungkinkan untuk bercengkerama lebih lama. Aku pun segera menyelesaikan alasan aku kembali hari ini. "Surprise", sampai sekarang aku masih merasa kaget dan heran. Acara pamitan yang kusangka hanya sekedar bertemu dan mengucapkan beberapa kata perpisahan ternyata menjadi acara yang lumayan formal. Tentu saja aku semakin gugup, keringat dingin mulai muncul, perasaanku nyaris seperti dulu saat harus berbicara di depan rekan-rekan sebagai salah satu syarat untuk mengantongi gelar sarjana. Rasa haru tak kuasa kutahan saat mendegarkan kata-kata sambutan beliau, nyaris saja membuat diriku yang memang sangat sentimental ini meneteskan air mata. Setengah memaksakan diri, aku pun tampil dengan sedikit terbata-bata menyampaikan rasa terimakasihku atas kesempatan yang telah diberikan padaku. Sungguh berat untuk menyusun kata demi kata yang akan kuucapkan tanpa persiapan lebih dulu, gugup dan gemetar menambah kalut pikiranku, jadi hanya maaf dan terima kasih yang sebesar-besarnya yang keluar dari mulutku, dilantunkan dalam suara yang sedikit bergetar, meski masih banyak yang belum kuungkapkan. Melalui tulisan ini, aku menumpahkan semua yang belum sempat terucap. Tiga bulan ini menjadi saat yang sangat berarti bagi diriku. Bisa kembali menapaki jalan-jalan yang dulu menjadi rumah keduaku, bertemu lagi dengan orang-orang yang telah berjasa bagiku, dan mengenal orang-orang yang kini bukan hanya menjadi sekedar wajah dan nama. Penerimaan yang penuh kehangatan, menjadi sebuah episode baru dalam hidupku, menambah wawasan dan pengalamanku dalam mengarungi kehidupan. Tiga bulan ini aku banyak belajar dari semuanya dan semoga membuatku semakin dewasa dan bijaksana. Doumo arigato gozaimasu. Setiap pertemuan pasti ada perpisahan, bukan berakhir namun memulai sesuatu yang baru sesuai dengan jalan masing-masing. Semoga tali persaudaraan tetap terjaga untuk selamanya.
Akhirnya usai sudah, walau bukan berarti tak bertemu kembali. Tak sabar aku menantikan saat yang tepat untuk menuangkan hari ini dalam sebuah memori yang indah. Saat ini pun aku masih tersenyum mengingat betapa senangnya aku bertemu dengan favoritku. Daniel, keisenganmu susah dilupakan lho ^^, jangan cemberut terus, mainan hp kan memang nggak boleh. Hadiahnya sudah kamu terima kok, nggak nyadar ya ? Hmmm... bener-bener jiplakane 'papi' deh. Oki, kangen deh mbahas naruto bareng kamu, plus ndengerin South The Devil, ngomong-ngomong sudah bisa belum ? Inget nama kamu jadi inget yang lain, sama-sama pinter nggitar juga. Wah jadi kebayang waktu nyanyi Farewell To You di acara yang sama dulu. Ivan, belajar yang rajin ya. Ntar tak pinjemin ost. anime deh, tapi kapan ketemunya ya ^^. Bondan, maaf nggak kebagian senbei lagi. Ditungguin nggak muncul si, ya diembat yang lain de^^. Nico, sudah tak add tu, tapi kok masih kosong ? Jonathan, masih tetep dukung Milan kan ? Forza Milan! Albern, masih nggak berubah juga. Kapan mau jadi dewasa ? Dian, sibuk ya, cuma 'say hai' langsung kabur ^^ Semoga menang di lomba besok ya. Awas kalo nggak !! ^^. Sayonara minna-san. Encontraremos otra vez algun dia, prometo.

Sabtu, 25 Oktober 2008

Panassss...!!!

Tak sabar menghitung jatuhnya hari untuk berkunjung ke rumah seorang teman, mau tak mau aku mencari kesibukan di sela-sela kegiatan membaca yang akhir-akhir ini semakin gencar kulakukan. Bersih-bersih menjadi satu pilihan yang memang harus segera dilaksanakan. Kegiatan yang melelahkan ini akhirnya berhasil kuselesaikan meski harus menerima serangan sakit kepala yang pasti terjadi jika terlalu memforsir tenaga. Puas dengan hasil yang lumayan, istirahat pun menjadi langkah selanjutnya yang kuambil. Betapa kagetnya saat aku membersihkan diri dan melihat perubahan warna kulit yang cukup signifikan. Beberapa hari ini, aku memang sering berhadapan langsung dengan sinar matahari yang terik tanpa pelindung. Beginilah hasilnya jika terpapar sinar uv cukup lama, membuatku jengkel mengingat betapa susahnya selama ini aku menjaga agar warna kulitku lebih cerah. 'Panas, panas dan panas', itulah celetukan setiap orang yang kutemui baik yang kukenal ataupun tidak. Bagi mereka yang mengerti akan menjawab bahwa panas yang demikian terik ini akibat pengaruh posisi matahari yang sedang berada di atas pulau jawa dan bali. Sebuah alasan yang masuk akal, namun menurutku ada alasan yang lebih jelas, apalagi kalau bukan 'Global Warming'. Pemanasan global yang sudah menjadi isu penting cukup lama ini seakan terlupakan untuk sementara dengan santernya berita resesi ekonomi yang cukup parah di negeri super power dan berimbas pada seluruh negara di dunia. Naiknya suhu bumi sudah diramalkan para ilmuwan dan pemerhati lingkungan sejak dulu. Pemanasan global yang membawa perubahan ke arah destruktif ini hampir seluruhnya terjadi akibat ulah tangan jail manusia. Pembakaran dan penebangan liar, pemakaian freon berlebihan, emisi karbon yang sudah mencapai ambang batas semakin memperkuat efek rumah kaca yang berakibat naiknya suhu bumi. Tak heran beberapa tahun ini banyak terjadi bencana alam seperti bermacam-macam badai yang bernama elok namun mematikan ^^, gelombang air laut yang tak menentu, suhu udara yang di Indonesia kini menyamai gurun di negeri Arab sana, dan yang paling terasa berubahnya musim yang membuat petani tidak bisa bercocok tanam dengan baik karena salah prediksi turunnya hujan. Mau jadi apa bumi ini jika kita tidak segera menyelesaikan masalah yang demikian 'urgen' ini. Mengapa mereka yang berwenang tidak segera mengambil langkah nyata untuk menghambat dan jika mungkin memperbaiki kerusakan yang sudah terjadi gara-gara global warming ini ? Kukira semua harus sadar akan masa depan bumi ini, tidak melulu bercekcok hal-hal yang hingga kini tidak kunjung terselesaikan. Ayo dengarkan gembar-gembor organisasi pecinta lingkungan hidup, dan segera lakukan yang pembenahan diri dalam upaya mengatasi kerusakan bumi kita mulai saat ini.

Neighbourhood

Sudah menjadi kewajiban setiap orang yang memasuki tahap usia dewasa untuk berbaur dan menjadi anggota masyarakat. Sebagai makhluk sosial, manusia memang hidup saling bergantung dengan sesamanya. Menjadi bagian dari komunitas masyarakat di lingkungan tertentu ternyata membutuhkan tenaga ekstra. Bagaimana tidak jika sekian banyak orang dengan sifat dan perilaku berbeda harus hidup bersama dalam kurun waktu tertentu. Jangankan dengan orang lain, antar anggota yang masih berhubungan darah pun percekcokan seringkali tak bisa dihindari. Inilah yang dapat kupetik ketika menjadi warga yang berdomisili di sebuah rukun tetangga. Sebagai anggota yang masih berdiri di belakang bayang-bayang orang tua, aku mempunyai keleluasaan untuk menjadi pengamat dalam hidup sehari-hari di kelompok masyarakat sekitar ini. Semakin lama, aku semakin memahami karakter masing-masing pribadi, membuatku takjub akan kompleksnya jiwa seorang manusia itu. Hampir di setiap daerah mempunyai sosok pemimpin, yang dituakan dan dihormati hingga kadang dianggap mempunyai derajat yang lebih tinggi dari yang lain. Sudah pasti jika orang-orang tersebut menjadi pioner dalam kelompoknya. Sebagai penyeimbangnya muncullah sosok kambing hitam yang selalu disepelekan, dihina , dikasihani hingga dibenci. Nah, sebagian besar sisanya menjadi warga kelas menengah yang biasa-biasa saja. Umumnya dalam sebuah rumah tangga, ketidakcocokan selalu ada. Disinilah peran manusia-manusia yang beken disebut dengan 'tetangga reseh'. Reseh dalam artian selalu ingin tahu dan mencampuri apa yang bukan menjadi urusannya baik dengan memberi komentar bernada sok tahu, pura-pura tak tahu hingga komentar nyinyir yang bertujuan untuk menyindir seseorang. Inilah satu alasan yang membuatku lebih menyukai menjadi bocah kecil yang bebas berkeliaran tanpa mengundang prasangka yang negatif. Menjadi dewasa harus pintar-pintar membaca karakter seseorang, memutuskan siapa yang bisa dijadikan panutan atau dijadikan teman untuk berbagi pikiran. Jangan sampai apa yang dikemukakan dengan tujuan memuntahkan unek-unek berbalik menjadi bumerang, karena ada saja orang yang bermulut manis namun menikam dari belakang. Tukang adu domba terselubung inilah yang membangkitkan kembali teknik devide et impera, jika sudah begitu bagaimana bisa masyarakat menjadi rukun dan damai ?

Sabtu, 18 Oktober 2008

Comic's Day

Lagi asyik-asyiknya membaca Naruto chapter terbaru 421, tiba-tiba datang pesan yang menandakan kalau 'my sister' sedang on line di dunia maya. "Hari komik sedunia" demikian katanya. Kalimat yang kukira hanya main-main ini kutanggapi dengan antusias, mengingat sejak kecil aku seorang penggemar komik khususnya buatan komik-komik buatan Jepang. Setelah ngobrol ngalor-ngidul, aku akhirnya membuka blog milik Kyon-Chan yang membahas tentang hari komik sedunia ini. Wah ternyata Comic's Day memang benar-benar ada ! Hari bersejarah bagi penggila komik ini dicanangkan setiap tanggal 18 Oktober. Spontan pekik kecil terlontar dariku, akhirnya hari yang khusus memperingati cerita bergambar ditetapkan juga (atau jangan-jangan aku yang ketinggalan info hingga tak tahu kalau hari ini ada). Membaca tulisan dari sesama pecinta komik, membuatku ingat akan diriku sendiri. Pertama kali aku menulis di blog ini juga bercerita seputar komik. Mungkin banyak orang heran di usia yang segedhe ini masih hobby membaca komik yang di Indonesia masih berlabel anak-anak. Tak bisa dipungkiri, kesukaanku akan komik berawal dari kegemaranku membaca buku.Bermula dari ajakan seorang teman untuk menjadi anggota sebuah taman bacaan, dari situlah aku mulai mengenal komik.Doraemon karya Fujiko F Fujio adalah komik pertama yang aku baca. Komik yang bercerita tentang robot masa depan yang kembali ke masa lalu untuk membantu seorang anak ini sangat menghibur jiwaku yang masih anak-anak saat itu. Yah, berhubung usia masih tergolong anak-anak, waktu itu komik hanya sekedar bacaan ringan di sela-sela kesibukan belajar. Aku yang harus sembunyi-sembunyi saat membaca komik karena dilarang oleh orang tuaku mulai saat itu menambah referensi komik yang kubaca satu demi satu. Layaknya seorang anak, aku membaca komik yang sesuai dengan usiaku (walau tidak seluruhnya benar ^^) Candy-Candy, Sweet Rabu-Rabu, serial Mari Chan, Kobo Chan, Pansy, Dragon Ball,Dragon Pigmario, Kungfu Boy dan banyak serial komik yang dikenal sebagai serial cantik dan serial misteri telah kulahap habis. Lambat laun aku mulai mencoba membaca komik yang bertema lebih berat. Aku mulai mengenal komik dengan tema percintaan remaja yang kompleks macam Peppermint Age, Alto, komik bertema kehidupan yang rumit seperti Pop Corn, Yokohama, Little New York, Linden, komik berlatar belakang sejarah Eroica dan Rose of Versailles, komik yang umumnya dibaca cowok seperti Kenji, Asura, hingga komik bergenre roman fiction ala Setinggi Langit dan Bintang karya Michiyo Akaishi. Beranjak usia bangku SMA, aku mulai mengurangi porsi komik yang kubaca dan beralih pada buku-buku novel roman yang saat itu menjadi tren di kalangan teman-teman sesama hobi membaca. Barbara Cartland, Shidney Sheldon hingga novel-novel Harlequin yang belum layak untuk kubaca menggantikan kecintaanku akan komik untuk sesaat. Anehnya, justru saat mulai dewasa alias menginjak bangku kuliah, aku kembali memfokuskan diri pada komik. Seiring dengan berubahnya pola pikir di usia kedewasaan, aku mulai bisa membedakan jenis-jenisa komik berdasarkan temanya. Ditambah pengaruh dari grup komik non formal, aku mulai beralih menjadi pecinta komik dengan cerita yang lebih menarik dan berbobot. Samurai X alias Rurouni Kenshin menjadi komik favoritku saat itu, bukan hanya karena gambar tokoh-tokohnya yang tampan, tetapi juga latar belakang komik karya Nobuhiro Watsuki yang mengambil latar belakang era Meiji. Sejak saat itulah tujuanku membaca komik berubah dari mencari hiburan menjadi mencari pengetahuan. Aku pun mulai mengejar ketertinggalanku dan mulai melahap judul demi judul komik yang lazim disebut 'manga'. Metantei Conan, Metantei Kindaichi, Dan Detective School, QED, dan komik-komik bertema detektif lainnya menambah pengetahuanku akan dunia kriminal dan yang paling utama otomatis aku memperoleh pengetahuan yang berguna dan seringkali tidak kuketahui sebelumnya meskipun hal yang sepele untuk dijelaskan. Aku juga merambah dunia fantasi dengan menyimak karya para sensei yang menggabungkan drama, sejarah dengan fiksi ilmiah maupun fantasi. Samurai Deeper Kyo, Death Note, Bleach, One Piece, Angel Sanctuary, 20 th Century, Shaman King dan masih banyak lagi judul-judul yang tak bisa kusebutkan disini. Namun aku juga tak melupakan tema-tema romantisme remaja (Shoujo Manga). Fruits Basket, Kodocha Child's Play, hingga yang bertema agak berat seperti For The Rose, Beyond The Sea membuka cakrawala baru, membuatku lebih memaknai hidup dan memahami beberapa hal penting yang dulu sulit kutemukan jawabannya. Godhand Teru, Team Medical Dragon membuatku mengeri seluk beluk dunia kedokteran dan cara-cara peertolongan pertama. Aku juga mengenal sedikit ilmu psikologi dengan membaca Monster, MPD Psycho. Serial Topeng Kaca, Nodame Cantabile, Diva, Dragon Voice, Piano No Mori semakin menarik minatku yang hobi nyanyi ini akan musik, lagu dan seni peran. Delicious, Master Cook, Yakitatei Japan membuat aku menyukai wisata kuliner. Aku yang sejak dulu tak suka berolahraga hingga bisa dibilang buta akan event-event olahraga mulai menyukai dan bahkan kini menjadi penggemar yang lumayan fanatik pada cabang olahraga tertentu. Kadang aku menyesal kenapa tidak dari dulu aku membaca komik bertema olahraga supaya aku bisa mengerjakan soal-soal seputar peraturan olahraga yang dulu sama sekali tak kumengerti. Harlem Beat ,membuatku mengenal basket lebih jauh, H2, Touch mengenalkanku akan dunia baseball, Katsu mengurangi kesebalanku akan tinju, Hikaru No Go mengenalkanku akan dunia igo (permainan serupa catur) dan yang paling kusukai Tennisu no Oujisama alias Prince of Tennis yang menjadi alasanku menggunakan nama Tezuka ^^ dan tentu saja aturan-aturan dalam bermain tennis. Begitu beragamnya cerita yang diusung para pengarang menjadi sebuah komik membuatku mengenal berbagai dunia yang sebelumnya kuanggap awam. Komik memang menjadi bagian hidupku. Komik membuatku berani untuk bermimpi. Komik membantuku dalam menangani persoalan yang kadang tak bisa kubagi dengan orang lain. Komik menemaniku saat aku kesepian, gelisah maupun sedih. Komik mampu membawaku ke dunianya, menaikturunkan emosiku, membuatku tertawa dan bahagia saat orang-orang yang kuanggap nyata di dunia dua dimensi ini menemukan impiannya dan membuatku menangis saat tertimpa kemalangan. Walau komik mau tak mau mempengaruhiku dalam kehidupan sehari-hari, sampai kapanpun aku tak bisa lepas darinya.
HAPPY COMIC'S DAY

Kamis, 16 Oktober 2008

Saat ini....

Terlalu berlebihan dalam menyikapi sesuatu selama ini menjadi satu poin lemahku. Seakan tak pernah belajar dari kesalahan, sekali lagi aku terjebak dalam perangkap yang sama. Sesuai harapan seorang sahabatku agar aku lebih bijaksana, aku membulatkan tekad untuk tidak terus berkubang dalam lumpur kegilaan. Di waktu yang benar-benar luang saat ini, aku pun menyibukkan diri ke dalam rutinitas awal yang beberapa bulan terakhir ini sedikit terhambat. Membongkar dan menata kembali hartaku yang paling berharga selalu membuatku gembira. Sesuai impianku semasa kecil dulu, akhirnya meski belum seberapa alias sebanyak dan selengkap yang kuinginkan, aku berhasil merintis sebuah perpustakaan pribadi. Aku yang selalu dijuluki kutu buku oleh tetangga kiri kananku, mulai berkeinginan untuk memiliki koleksi buku-buku bacaan sejak mendengar pidato perpisahan saat SD dulu. Wah sudah berapa tahun yang lalu tuh ! Tapi aku masih ingat benar ucapan bapak kepala sekolah, beliau berpesan bahwa kenang-kenangan berupa buku dapat mengisi perpustakaan pribadi di rumah. "Perpustakaan pribadi", menjadi frase yang selalu terukir di benakku dan hingga saat ini kuusahakan agar bisa terwujud. Meski harus hidup hemat, tak bisa bersenang-senang dengan gaya hidup remaja pada umumnya aku tak pernah menyesal. Sifatku yang tak tanggung-tanggung kadang membuatku kelimpungan untuk mengatur anggaran. Dimulai dari sembunyi-sembunyi hingga terang-terangan aku mulai menumpuk koleksi yang sebagian besar bergenre fiksi. Tak heran jika orantuaku kadang kesal, dengan keroyalanku menghabiskan rupiah untuk berbelanja buku, belum lagi dengan bertambahnya jumlah buku yang kumiliki membuat rumah semakin sesak ^^. Namun walau harus rela hidup sederhana, aku selalu merasa puas dan bahagia setiap kali menatap deretan buku-buku yang tertata rapi. Bosan dengan berita-berita tragis, acara-acara tv yang monoton, membuatku tergerak untuk membaca ulang buku-buku lamaku. Yah sekedar untuk membuang waktu yang terasa berjalan lambat sambil menantikan petualangan baru. Langkah pertama tentu mendata ulang semua buku yang kumiliki. Satu demi satu, kukeluarkan dengan penuh sayang dari tempatnya. Kubuka, kubersihkan dan kurapikan sampulnya, sungguh adegan santai yang menyenangkan. Betapa tidak, setiap buku mempunyai cerita tersendiri,. Ada yang harus menabung hingga menahan lapar hanya untuk membelinya, ada yang harus berkelana hingga beberapa kota baru kutemukan buku itu, ada yang menjadi kenangan-kenangan dari seseorang, ada pula buku yang selalu membuatku tersenyum gara-gara kubeli dengan harga super miring ^^, dan tak ketinggalan buku yang selalu membuatku sebal gara-gara isinya yang tak sesuai dengan tipe favoritku tapi tetap saja aku segan untuk membuangnya ^^. Senyum, tawa, geram, sedih dan jengkel berganti-ganti terpancar dari raut mukaku saat membongkar tumpukan buku-buku fiksi dan non fiksi tersebut. Senyum ketika menemukan buku favorit yang berisi kisah-kisah romantis dan bahagia, kagum saat membuka lembaran halaman dari buku yang berbobot tinggi, tertawa saat membaca kalimat-kalimat segar dari fiksi bergenre humor, rindu ketika menatap wajah-wajah keren dua dimensi yang kuimpikan untuk bertemu di dunia nyata, ikut bersedih dengan akhir kisah yang tragis, jengkel ketika kutemukan buku yang kumal dan kusut gara-gara perlakuan buruk peminjam !, dan geram melihat seri yang hilang tak kembali, grrrrrr...!!!
Selesai mencocokkan dengan catatan data, akhirnya kupilih sebuah judul yang tak bosan-bosannya untuk kubaca. Yes, the one and only "Harry Potter". Serial yang dengan penuh perjuangan akhirnya bisa kuperoleh lengkap hingga buku ketujuh ini, menjadi koleksi kesayanganku. Bahkan aku segan untuk meminjamkannya. Karena banyaknya waktu senggang, aku membacanya dengan perlahan, meresapi setiap kalimat yang sejauh ini terbukti menjadi kunci jalan cerita selanjutnya. Membacanya membuatku kangen akan sebuah suasana dimana seseorang bernama sama dengan pemeran Harry menjadi salah satu bagiannya. Setelah terbiasa dengan obrolan ringan antar teman, di awal-awal rasa sepi seperti waktu dulu kembali mampir. Meski tak seedan waktu itu, mungkin karena sekarang lebih dewasa ? Dan sudah waktunya ! Aku semakin kangen ketika satu demi satu pesan singkat berdatangan, sekedar 'say hello' saja membuatku tersenyum mengingat momen-momen indah di tempat kenangan. Akankah mereka selalu mengingatku ? Sayang, niatku untuk berbagi cerita di suatu kesempatan pupus. Aku hanya bisa melihat sekilas wajah-wajah cerah berkelebat kesana kemari, bertukar senyum di kejauhan. Oh, betapa inginnya aku bisa mengobrol seperti dulu, mendengarkan cerita-cerita konyol yang selalu membuatku tertawa jika mengingatnya, membahas anime terlaris saat ini, hingga gurauan "salam dari Rossi" yang hampir setiap saat terlontar. Someday....maybe..

Hari ini, walau panas begitu terik menjadi hari terindah di minggu ini. Rencana-rencana yang menyuntikan semangat mulai terlaksana. Usai berbagi keluh kesah dan beropini semalam suntuk dengan seorang teman, membuat pikiranku kembali segar. Setelah beberapa hari menunda jadwal baca manga scan, tergesa-gesa aku menuju tempat biasa berharap masih mendapat tempat. Sesuai dugaanku, banyak surat elektronik yang belum kubaca. Dan yang membuatku jengkel, sebagian dari orang tak dikenal, yah semua salahku sih dengan niat mencari informasi penting terpaksa bergabung dalam sebuah milis. Setelah agak sebal gara-gara lelet, akhirnya aku menemukan sesuatu yang membuatku kembali tersenyum. Malam ini dua orang yang mirip meski beda usia kutemui di dunia maya. Wow senangnya, ternyata yang pertama masih seperti dulu, gokil, iseng dan selalu membuatku tertawa dengan kalimat-kalimat nylenehnya. Yang kedua membuatku tersenyum dengan kiriman gambarnya yang memelas (pas sekali dengan aku saat ini ^^). Mengingat kembali komentar sahabat saat jalan-jalan ke Benteng peninggalan penjajah saat libur lebaran kemarin, "Mirip banget, In!!", katanya, ingin benar aku mempertemukan keduanya untuk membandingkan seberapa jauh kemiripan mereka. Belum tuntas aku tertawa, datang pesan lain yang membuatku semakin kangen. Hiks..hiks...hiks..duh ternyata masih terbuai dengan masa yang sudah lewat.

Selasa, 07 Oktober 2008

We are the champion!


Akhirnya waktuku di tempat kenangan usai sudah. Yah meskipun belum sepenuhnya say goodbye alias wajib setor muka dan membereskan beberapa urusan yang belum kelar. Usai bertugas jaga anak-anak yang sedang ujian tengah semester, aku tidak buru-buru kembali ke asal. Selain menunggu pembagian jatah bulanan ^^, tak lupa berpamitan pada rekan-rekan di sekolah seraya saling mengucapkan "Minal Aidzin wal faidzin. Mohon maaf lahir dan batin" yang lebih awal beberapa hari, mencerminkan indahnya toleransi beragama yang sejak dulu menjadi salah satu fondasi kerukunan umat beragama di Indonesia. Kegembiraan menyambut hari kemenangan bercampur setitik haru saat bercengkerama dengan seorang penghuni best class yang mirip banget sama 'papi', mengingat mungkin aku tak bisa lagi bercanda di sekolah dengan mereka. Namun kesedihan tidak terus menggelayuti benakku. Maklumlah sesampainya di rumah setumpuk pekerjaan menjelang hari raya menanti untuk segera ditangani. Akhirnya hari berganti, akhir pekan menjadi Minggu yang selalu kunanti. Mengapa ? Minggu, 28 September adalah hari penantianku untuk menjadi saksi kembalinya The King of Moto GP, the Doctor Valentino Rossi. Sirkuit Motegi Jepang menjadi ajang pencapaian yang manis bagi rider kesayanganganku ini. Meski sedikit gelisah di saat-saat yang menentukan ini, aku lumayan tenang saat menyaksikan balapan putaran ke 15 ini, pasalnya kepastian Vale menjadi juara musim 2008 ini lumayan mudah dengan syarat minimal finish di posisi 4. The doctor yang sedang 'on fire' ini sangat percaya diri bisa tampil baik di Motegi. Hasilnya sesuai prediksi Valentino Rossi akhirnya berhasil menyabet kembali gelar yang sempat lolos selama 2 musim. Meskipun pesaing utamanya Casey Stoner berhasil menyodok di podium ke 2, sisa tiga race tak mampu untuk mengejar perolehan poin Rossi. Teriakan menyambut kemenangan pun lepas, dering hp pertanda masuknya pesang singkat tak putus-putusnya, saling berbagi berita, kepuasan, kegembiraan, pujian akan Great Vale diikuti dengan ikrar untuk bersulang untuk kemenangan ini. "Scusate il ritardo", tulisan di kaus putih yang dikenakan Rossi saat encore kemenangan membuatku segera mengontak sahabatku yang baru saja kembali dari negeri Pizza sana. Sayang, menjelang hari raya, komunikasi acapkali terganggu! Benar-benar khas Indonesia. Untunglah pemandu acara asal Italia membantu pemirsa untuk menerjemahkan meski samar-samar aku paham arti dari sebaris kalimat itu. "Si, Valle" dua tahun ku berharap dapat melihatmu menyabet juara MotoGP akhirnya terkabul di tahun 2008 ini. Kau memang yang terbaik di Mto GP. Bukan hanya karena skill dan teknik yang telah kau asah dari pengalamanmu berlaga selama ini, tapi juga perjuanganmu di awal musim demi memperoleh performa terbaik, dan keberanianmu mengambil resiko, tak segan untuk berduel meski kadang sedikit nekat demi memuaskan penggemarmu dengan menampilkan balapan yang atraktif. Kurasa belum ada yang bisa menjadi penerusmu saat ini. NUmero uno, memang layak kaudapatkan, walau kemenangan sudah di tangan dan race masih menyisakan tiga balapan lagi, kau tetap tampil elegan. Philip Island menjadi saksi kehebatanmu. Akibat kesalahan di saat sesi kualifikasi, kau tak hanya mengorbankan posisi start tapi juga cedera lumayan parah membuatku khawatir. Akankah Rossi bisa tampil di balapan kali ini ? Karena balapan tanpa Rossi tak ada gregetnya. Aku bersorak saat melihat Rossi start di baris keempat meski harus memakai 'painkiller' untuk cederanya. Sekali lagi, The Doctor memang hebat, tak hanya aku dan teman-teman penggemar Rossi, yang lain pun mau tak mau mengakui kepiawaiannya. Setelah lolos dari ancaman Dovi yang membuat cukup membuat 'sport jantung', Vale berahasil menyusul rekan setimnya Jorge Lorenzo dan mengalahkan James Toselang setelah duel seru di beberapa lap. Lolos dari tekanan perebutan posisi podium 3, Vale melaju pesat dan sukses mempecundangi juara tahun 2006 Nicky Hayden. Rossi pun finish dengan spektakuler di posisi ke-2. It's really fantastic!. Bravo Rossi ! Semoga kesuksesan kali ini membawamu ke puncak di musim-musim berikutnya.