Sabtu, 18 Oktober 2008

Comic's Day

Lagi asyik-asyiknya membaca Naruto chapter terbaru 421, tiba-tiba datang pesan yang menandakan kalau 'my sister' sedang on line di dunia maya. "Hari komik sedunia" demikian katanya. Kalimat yang kukira hanya main-main ini kutanggapi dengan antusias, mengingat sejak kecil aku seorang penggemar komik khususnya buatan komik-komik buatan Jepang. Setelah ngobrol ngalor-ngidul, aku akhirnya membuka blog milik Kyon-Chan yang membahas tentang hari komik sedunia ini. Wah ternyata Comic's Day memang benar-benar ada ! Hari bersejarah bagi penggila komik ini dicanangkan setiap tanggal 18 Oktober. Spontan pekik kecil terlontar dariku, akhirnya hari yang khusus memperingati cerita bergambar ditetapkan juga (atau jangan-jangan aku yang ketinggalan info hingga tak tahu kalau hari ini ada). Membaca tulisan dari sesama pecinta komik, membuatku ingat akan diriku sendiri. Pertama kali aku menulis di blog ini juga bercerita seputar komik. Mungkin banyak orang heran di usia yang segedhe ini masih hobby membaca komik yang di Indonesia masih berlabel anak-anak. Tak bisa dipungkiri, kesukaanku akan komik berawal dari kegemaranku membaca buku.Bermula dari ajakan seorang teman untuk menjadi anggota sebuah taman bacaan, dari situlah aku mulai mengenal komik.Doraemon karya Fujiko F Fujio adalah komik pertama yang aku baca. Komik yang bercerita tentang robot masa depan yang kembali ke masa lalu untuk membantu seorang anak ini sangat menghibur jiwaku yang masih anak-anak saat itu. Yah, berhubung usia masih tergolong anak-anak, waktu itu komik hanya sekedar bacaan ringan di sela-sela kesibukan belajar. Aku yang harus sembunyi-sembunyi saat membaca komik karena dilarang oleh orang tuaku mulai saat itu menambah referensi komik yang kubaca satu demi satu. Layaknya seorang anak, aku membaca komik yang sesuai dengan usiaku (walau tidak seluruhnya benar ^^) Candy-Candy, Sweet Rabu-Rabu, serial Mari Chan, Kobo Chan, Pansy, Dragon Ball,Dragon Pigmario, Kungfu Boy dan banyak serial komik yang dikenal sebagai serial cantik dan serial misteri telah kulahap habis. Lambat laun aku mulai mencoba membaca komik yang bertema lebih berat. Aku mulai mengenal komik dengan tema percintaan remaja yang kompleks macam Peppermint Age, Alto, komik bertema kehidupan yang rumit seperti Pop Corn, Yokohama, Little New York, Linden, komik berlatar belakang sejarah Eroica dan Rose of Versailles, komik yang umumnya dibaca cowok seperti Kenji, Asura, hingga komik bergenre roman fiction ala Setinggi Langit dan Bintang karya Michiyo Akaishi. Beranjak usia bangku SMA, aku mulai mengurangi porsi komik yang kubaca dan beralih pada buku-buku novel roman yang saat itu menjadi tren di kalangan teman-teman sesama hobi membaca. Barbara Cartland, Shidney Sheldon hingga novel-novel Harlequin yang belum layak untuk kubaca menggantikan kecintaanku akan komik untuk sesaat. Anehnya, justru saat mulai dewasa alias menginjak bangku kuliah, aku kembali memfokuskan diri pada komik. Seiring dengan berubahnya pola pikir di usia kedewasaan, aku mulai bisa membedakan jenis-jenisa komik berdasarkan temanya. Ditambah pengaruh dari grup komik non formal, aku mulai beralih menjadi pecinta komik dengan cerita yang lebih menarik dan berbobot. Samurai X alias Rurouni Kenshin menjadi komik favoritku saat itu, bukan hanya karena gambar tokoh-tokohnya yang tampan, tetapi juga latar belakang komik karya Nobuhiro Watsuki yang mengambil latar belakang era Meiji. Sejak saat itulah tujuanku membaca komik berubah dari mencari hiburan menjadi mencari pengetahuan. Aku pun mulai mengejar ketertinggalanku dan mulai melahap judul demi judul komik yang lazim disebut 'manga'. Metantei Conan, Metantei Kindaichi, Dan Detective School, QED, dan komik-komik bertema detektif lainnya menambah pengetahuanku akan dunia kriminal dan yang paling utama otomatis aku memperoleh pengetahuan yang berguna dan seringkali tidak kuketahui sebelumnya meskipun hal yang sepele untuk dijelaskan. Aku juga merambah dunia fantasi dengan menyimak karya para sensei yang menggabungkan drama, sejarah dengan fiksi ilmiah maupun fantasi. Samurai Deeper Kyo, Death Note, Bleach, One Piece, Angel Sanctuary, 20 th Century, Shaman King dan masih banyak lagi judul-judul yang tak bisa kusebutkan disini. Namun aku juga tak melupakan tema-tema romantisme remaja (Shoujo Manga). Fruits Basket, Kodocha Child's Play, hingga yang bertema agak berat seperti For The Rose, Beyond The Sea membuka cakrawala baru, membuatku lebih memaknai hidup dan memahami beberapa hal penting yang dulu sulit kutemukan jawabannya. Godhand Teru, Team Medical Dragon membuatku mengeri seluk beluk dunia kedokteran dan cara-cara peertolongan pertama. Aku juga mengenal sedikit ilmu psikologi dengan membaca Monster, MPD Psycho. Serial Topeng Kaca, Nodame Cantabile, Diva, Dragon Voice, Piano No Mori semakin menarik minatku yang hobi nyanyi ini akan musik, lagu dan seni peran. Delicious, Master Cook, Yakitatei Japan membuat aku menyukai wisata kuliner. Aku yang sejak dulu tak suka berolahraga hingga bisa dibilang buta akan event-event olahraga mulai menyukai dan bahkan kini menjadi penggemar yang lumayan fanatik pada cabang olahraga tertentu. Kadang aku menyesal kenapa tidak dari dulu aku membaca komik bertema olahraga supaya aku bisa mengerjakan soal-soal seputar peraturan olahraga yang dulu sama sekali tak kumengerti. Harlem Beat ,membuatku mengenal basket lebih jauh, H2, Touch mengenalkanku akan dunia baseball, Katsu mengurangi kesebalanku akan tinju, Hikaru No Go mengenalkanku akan dunia igo (permainan serupa catur) dan yang paling kusukai Tennisu no Oujisama alias Prince of Tennis yang menjadi alasanku menggunakan nama Tezuka ^^ dan tentu saja aturan-aturan dalam bermain tennis. Begitu beragamnya cerita yang diusung para pengarang menjadi sebuah komik membuatku mengenal berbagai dunia yang sebelumnya kuanggap awam. Komik memang menjadi bagian hidupku. Komik membuatku berani untuk bermimpi. Komik membantuku dalam menangani persoalan yang kadang tak bisa kubagi dengan orang lain. Komik menemaniku saat aku kesepian, gelisah maupun sedih. Komik mampu membawaku ke dunianya, menaikturunkan emosiku, membuatku tertawa dan bahagia saat orang-orang yang kuanggap nyata di dunia dua dimensi ini menemukan impiannya dan membuatku menangis saat tertimpa kemalangan. Walau komik mau tak mau mempengaruhiku dalam kehidupan sehari-hari, sampai kapanpun aku tak bisa lepas darinya.
HAPPY COMIC'S DAY

Tidak ada komentar: