Sabtu, 25 Oktober 2008

Panassss...!!!

Tak sabar menghitung jatuhnya hari untuk berkunjung ke rumah seorang teman, mau tak mau aku mencari kesibukan di sela-sela kegiatan membaca yang akhir-akhir ini semakin gencar kulakukan. Bersih-bersih menjadi satu pilihan yang memang harus segera dilaksanakan. Kegiatan yang melelahkan ini akhirnya berhasil kuselesaikan meski harus menerima serangan sakit kepala yang pasti terjadi jika terlalu memforsir tenaga. Puas dengan hasil yang lumayan, istirahat pun menjadi langkah selanjutnya yang kuambil. Betapa kagetnya saat aku membersihkan diri dan melihat perubahan warna kulit yang cukup signifikan. Beberapa hari ini, aku memang sering berhadapan langsung dengan sinar matahari yang terik tanpa pelindung. Beginilah hasilnya jika terpapar sinar uv cukup lama, membuatku jengkel mengingat betapa susahnya selama ini aku menjaga agar warna kulitku lebih cerah. 'Panas, panas dan panas', itulah celetukan setiap orang yang kutemui baik yang kukenal ataupun tidak. Bagi mereka yang mengerti akan menjawab bahwa panas yang demikian terik ini akibat pengaruh posisi matahari yang sedang berada di atas pulau jawa dan bali. Sebuah alasan yang masuk akal, namun menurutku ada alasan yang lebih jelas, apalagi kalau bukan 'Global Warming'. Pemanasan global yang sudah menjadi isu penting cukup lama ini seakan terlupakan untuk sementara dengan santernya berita resesi ekonomi yang cukup parah di negeri super power dan berimbas pada seluruh negara di dunia. Naiknya suhu bumi sudah diramalkan para ilmuwan dan pemerhati lingkungan sejak dulu. Pemanasan global yang membawa perubahan ke arah destruktif ini hampir seluruhnya terjadi akibat ulah tangan jail manusia. Pembakaran dan penebangan liar, pemakaian freon berlebihan, emisi karbon yang sudah mencapai ambang batas semakin memperkuat efek rumah kaca yang berakibat naiknya suhu bumi. Tak heran beberapa tahun ini banyak terjadi bencana alam seperti bermacam-macam badai yang bernama elok namun mematikan ^^, gelombang air laut yang tak menentu, suhu udara yang di Indonesia kini menyamai gurun di negeri Arab sana, dan yang paling terasa berubahnya musim yang membuat petani tidak bisa bercocok tanam dengan baik karena salah prediksi turunnya hujan. Mau jadi apa bumi ini jika kita tidak segera menyelesaikan masalah yang demikian 'urgen' ini. Mengapa mereka yang berwenang tidak segera mengambil langkah nyata untuk menghambat dan jika mungkin memperbaiki kerusakan yang sudah terjadi gara-gara global warming ini ? Kukira semua harus sadar akan masa depan bumi ini, tidak melulu bercekcok hal-hal yang hingga kini tidak kunjung terselesaikan. Ayo dengarkan gembar-gembor organisasi pecinta lingkungan hidup, dan segera lakukan yang pembenahan diri dalam upaya mengatasi kerusakan bumi kita mulai saat ini.

Tidak ada komentar: