Selasa, 10 Agustus 2010

2nd Trip: Dieng


Seolah memanfaatkan waktu sebelum datangnya bulan Ramadhan, mencuri waktu di sela-sela kewajiban yang memusingkan nan menjemukan, akhir pekan lalu aku dan dua orang sahabat melakukan perjalanan ke utara, mengunjungi sahabat yang telah membangun keluarga. Udara dingin menyambut ketika sampai di daerah perbukitan wilayah kabupaten Wonosobo. Meskipun lelah di perjalanan yang tak lepas dari halangan kecil namun mengulur waktu, kegembiraan membuncah ketika bersua dengan 'kakak' yang tengah menggendong putra pertamanya. Akhirnya kesampaian juga untuk melihat langsung 'keponakan' kami yang sekarang sudah besar dan sehat.
Selagi berada di Wonosobo, kami pun memanfaatkan waktu untuk mengunjungi dataran tinggi Dieng, tempat wisata utama di wilayah ini. Terhitung untuk ketiga kalinya aku mengunjungi dataran tinggi Dieng. Namun demikian kunjungan terakhir ini begitu berkesan sekaligus memuaskan. Tempat wisata yang dulu begitu sepi dan gersang, sulitnya transportasi untuk mengunjugi tiga lokasi yang berjauhan, cuaca yang tak mendukung membuatku dulu tak bisa menikmati indahnya panorama alami Dieng. Telaga warna menjadi tempat kunjungan pertama kami. Berbarengan dengan rombongan turisan dan lokal, aku turut menikmati suasana hutan yang basah dan dingin itu. Meskipun sedikit kecewa dengan istiah warna yang ternyata hanya memunculkan satu warna hijau, secara keseluruhan waktu yang kuhabiskan di sekitar telaga ini demikian menyenangkan. Enggan rasanya meninggalkan aroma pepohonan berlumut dengan udara dingin nan menyegarkan. Perjalanan pun berlanjut ke lokasi kawah, daerah yang gersang dan berbau menyengat ini cukup menarik untuk dikunjungi. Menyaksikan gelegak air mendidih dengan bau belerang yang menguar semakin menambah terik cahaya matahari yang menyengat meskipun udara terasa dingin. Kawah yang dulu sepi kini ramai oleh pengunjung dan pedagang oleh-oleh yang menjajakan berbagai macam makanan khas Dieng. Deretan candi yang masih satu jalur di kawasan kawah Dieng menjadi sasaran berikutnya. Meskipun kalah spektakuler baik dari segi arsitektur maupun sejarah jika dibandingkan dengan candi-candi lain di Jawa Tengah, kumpulan candi Arjuna tersebut ditata secara apik oleh pengelola setepat sehingga menarik untuk dijadikan obyek fotografi amatir. Pohon-pohon cemara berjajar rapi, mengelilingi pelataran candi yang lumayan luas. Bunga terompet ukuran maksi berwarna kuning cerah semakin menambah keindahan jalan setapak menuju candi, membuatku seolah-olah berada di negara empat musim. Belum habis keinginan untuk bersantai, waktu pula yang mengharuskanku untuk kembali menuruni jalan berputar yang menyajikan pemandangan spektakuler. Demikianlah, saatnya untuk kembali ke rutinitas, dengan semangat baru yang siap untuk dihadapkan dengan satu dua masalah (mungkin si ^^). Pastinya aku akan menantikan persinggahanku ke tempat berikutnya.


Tidak ada komentar: