Rabu, 04 Agustus 2010

Damainya Hatiku


"Numpang lahir doang", demikian jawaban setengah nyeleneh dariku ketika orang bertanya mengenai sesuatu yang aku tak tahu seputar daerah tempat tinggalku. Tak bisa disangkal meskipun sedikit memalukan, aku yang notabene anak lokal nyatanya hanya sedikit sekali mengetahui tentang wilayah Gombong dan sekitarnya. Tak heran orang-orang di sekitarku selalu menertawaiku ketika dengan jujur aku mengatakan belum pernah sekalipun mampir ke wisata pantai Suwuk yang berjarak kurang lebih setengah jam berkendaraan menuju arah selatan Gombong. Hal yang bisa terbilang tak wajar mengingat pantai Suwuk saat ini menjadi satu obyek wisata paling diminati di wilayah Gombong. Bukan hanya panorama khas pantai selatan, namun berbagai even besar seperti festival layang-layang dan juga lokasi strategis untuk mereka yang hobi memancing menjadikan pantai Suwuk semakin ramai dikunjungi tidak hanya di hari libur namun juga hari-hari biasa.
Akhirnya setelah berkali-kali gagal kesempatan untuk mengunjungi pantai Suwuk datang. Untuk pertama kalinya aku mendatangi pantai di balik obyek wisata Karang Bolong tersebut. Memanfaatkan waktu kosong di akhir minggu, aku dengan semangat meninggalkan rutinitas kerja lebih awal. Bersamaan dengan tergelincirnya matahari, aku dan sahabat kentalku menghabiskan satu jam menjelang malam di tepi pantai Suwuk. Meskipun fenomena 'sunset' tak bisa disaksikan di sini, kami dihadiahi pemandangan cukup spektakuler. Cahaya kuning berpendar di antara gundukan bukit hijau di sebelah barat muara pantai, tiupan angin kencang tak mengurangi asyiknya menikmati udara segar berbau asin khas lautan. Menghempaskan diri di atas bebatuan pemecah ombak yang tertata rapi, mendengarkan alunan musik instrumental nan menenangkan membuatku semakin hanyut akan indahnya suasana damai di tepi pantai. Tak puas-puasnya mata ini menikmati deburan ombak bergulung susul menyusul hingga terpecah di batas pantai dan kembali lagi ke tengah lautan. Jenuh dan ketidaknyamanan dalam suasana kerja sedikit berkurang, berkat celoteh ringan selama kurang lebih satu jam berpadu dengan keheningan penuh kedamaian ditemani denting piano yang memang salah satu jenis musik favoritku.
Ah begitu enggan aku beranjak dari sini. Namun waktu mengharuskan aku untuk pulang, meninggalkan pantai yang mulai gelap dan sunyi. Demikianlah  untuk menyegarkan diri tak perlu lah untuk jauh-jauh. Meskipun tak seberapa luas dan belum bisa dikatakan sebuah kota, tempat tinggalku ternyata menyimpan potensi wisata alam yang cukup menjanjikan. Pemandangan air di selatan dan utara Gombong mulai kini menjadi tempat idealku untuk memulihkan diri, memompa semangat untuk bisa kembali terjun ke dunia yang hingga kini belum bisa kulalui dengan nyaman. Thank's a lot for  my friend, keberadaanmu  semakin menyempurnakan kala yang tepat untuk memulihkan damai di hatiku. 

Tidak ada komentar: