Rabu, 18 November 2009

Sembilan ( 9 )

Sejak memastikan kemenangan The Doctor menjadi juara dunia untuk kesembilan kalinya, aku menantikan ditayangkannya acara penobatan gelar tersebut di televisi. Dan setelah tiga pekan menanti akhirnya muncullah jadwal tayang acara penyerahan medali tersebut. Meskipun hanya siaran ulang, aku tetap bersemangat menyaksikan The Doctor yang biasanya tampil unik lain dari yang lain. Akhirnya tibalah hari yang ditunggu-tunggu. Berhubung aku perlu mengecek sesuatu, tiga jam sebelum jam tayang dimulai aku bergegas menuju tempat biasa. Setelah dirasa cukup, aku pun menyudahi aktivitasku dengan gembira menanti tayangan puncak setelah dirampungkannya race di Valencia. Tak dinyana, begitu aku keluar dari ruangan hujan deras turun, disertai angin dan kilat beruntun. Waduh, ini benar-benar kondisi yang membuatku takut untuk menempuh perjalanan pulang. Walhasil aku menanti hujan reda di rumah sahabat sembari menghangatkan diri yang basah kuyup dengan segelas teh hangat. Harap-harap cemas aku menanti hujan sedikit reda sambil mengobrol penuh semangat dengan sahabat lamaku itu. Bukan hanya menanti kesempatan untuk pulang, namun berharap bisa menyaksikan acara yang telah kutunggu tepat waktu. Untunglah tak sampai sejam kemudian hujan pun reda. Dengan kecepatan penuh aku kembali ke rumah, gara-gara televisi sahabatku ngadat akibat hujan angin. Setibanya di rumah, tanpa membuang waktu aku menyalakan televisi. Menyiapkan perangkat yang kubutuhkan untuk mengabadikan peristiwa yang mungkin tahun depan tidak terjadi lagi. Mengapa bisa begitu ? Tahun ini untuk kesembilan kalinya The Doctor meraih gelar World Champion. Tahun ini pula Vale menginjak usia ke -30 tahun yang artinya sudah tidak muda lagi. Gelar juara kali ini pun diraih dengan kerja keras di tengah persaingan ketat dengan rekan setimnya yang lebih muda dan sangat berpotensi sebagai the next Valentino Rossi. Jika tahun ini The Doctor harus bersusah payah meraih gelar juara, bisa dibayangkan bagaimana ketatnya kompetisi musim depan. Dengan pembalap-pembalap muda potensial yang naik kelas, pembalap lama moto gp yang tak kalah hebat ditambah pembalap baru yang memulai uji cobanya di sirkuit Valencia yang menunjukkan hasil lumayan. Namun bagaimanapun Vale adalah The Doctor, sebutan yang bukan sekedar nama. Satu-satunya pembalap yang belum bisa disamai kebesarannya. Dengan kemampuannya dilengkapi dengan semangat untuk menampilkan sebuah race yang apik untuk ditonton menjamin kesengitan perebutan gelar musim depan. Malam itu, aku tidak saja merasa girang melihat adegan ketika The Doctor memasang plat bertuliskan namanya. Aku ikut bertepuk ketika medali dikalungkan ke para pemenang. Dan aku turut senang ketika kunci sebuah mobil mewah berpindah tangan. Sebuah akhir musim yang sekali lagi menggembirakanku yang tergolong telat dalam berpartisipasi mendukung The Doctor. Sebuah kemenangan yang menjawab doaku tahun lalu di tempat yang sama. Semoga sembilan bukan menjadi angka terakhir untuk The Doctor. Sampai jumpa musim depan , Vale ! Aku tak sabar menantikan aksimu dalam meraih gelar ke 10. Terima kasih untuk trans7 yang dengan setia menayangkan ajang balap motor bergengsi dari tahun ke tahun.


Tidak ada komentar: