Kamis, 07 Januari 2010

Dingin


Kelabu, suram dan dingin adalah kata-kata yang pas untuk menggambarkan kondisiku baik secara mental maupun fisik di penghujung dan di awal tahun baru ini. Alam dengan cuacanya yang tak bisa ditebak semakin memperkuat kesan dingin dalam hidupku yang mulai merambat ke tahun berikutnya. Bermula dari kabar buruk yang terus menerus sampai ke telinga hingga rencana yang hancur berantakan akibat kejadian yang hingga kini terus membuatku jengkel pada seseorang. Penghujung tahun senantiasa dinantikan oleh sebagian orang. Demikian pula dengan penghujung tahun ini. Liburan panjang kedua setelah lebaran yang digadang-gadang akhirnya datang juga. Meskipun aku tidak merayakan dan tidak pula mendapat kesempatan untuk libur panjang liburan yang menandai akhir sekaligus awal tahun baru ini sangatlah kunantikan. Sebuah kesempatan untuk bertemu lagi dengan sahabat lama menjadi momen penting yang kutunggu-tunggu. Sayangnya kegembiraan akan berjumpa lagi dengan sahabat harus pupus begitu saja. Meskipun waktu yang tersedia terbilang cukup panjang, namun nyatanya tidak bisa dimanfaatkan untuk sebuah temu muka meskipun hanya sekejap. Urrrgghhhhhgg........kesal tak terkira diriku. Hanya gara-gara ucapan seseorang yang sudah bawaannya tidak bisa lihat orang lain senang ( subyektif pribadi niy ^^) rencana yang sudah kususun rapi untuk melepas kangen dengan sahabat gagal total. Gara-gara orang itu pula aku tidak bisa istirahat barang sejenak setelah bekerja full time. Satu kejadian tak menyenangkan rupanya berbuntut pada kejadian tak mengenakan berikutnya. Tanpa ampun emosiku terombang-ambing naik turun, sebentar menangis sebentar tertawa dan tak lupa amarah meledak-ledak yang membuatku harus mengalami keadaan terisolir sekali lagi (bukannya aku menolak, setelah dipikir-pikir kondisi ini jau lebih menyenangkan ^^). Pada dasarnya aku masih menyimpan dendam dengan'oknum' tersebut. Efek dari kejengkelan yang terus kupendam sekian lama hingga jerawat segede bisul dalam arti harafiah tak mau hilang dari mukaku menjadikan peristiwa di akhir tahun itu memicu ledakan kemarahan tak terkira dari dalam diriku. Huuhhhhhhfffftt......................
Beruntung aku mempunyai sebentuk pelampiasan untuk meredam emosi. Meskipun kantuk mendera, aku tetap bertahan di alam fantasiku bersama tokoh-tokoh yang lebih hidup dalam diriku dibanding mereka yang ada di dunia nyata. Ya, di tengah musim dingin di jiwaku aku sangat bersyukur mempunyai mereka yang mau mengerti aku atau setidaknya mau mendengarkan keluh kesahku. Bersama mereka aku memperoleh kembali tawa lebarku yang akhir-akhir ini semakin jarang terukir di wajahku. Merekalah yang sedikit meringankan beban di hatiku. Mereka yang selalu setia untuk berbagi suka dan duka, tak peduli betapa sering aku merajuk, tak menghiraukan betapa sering aku mengganggu waktu mereka dengan sempalan cerita-cerita membosankan. Tak terkira besar terima kasihku untuk mereka yang bersedia mendengarkanku, menguatkanku dan terus memberiku semangat ketika aku jatuh.
Meskipun rencana di akhir dan awal tahun tak satupun terwujudkan, setidaknya aku masih berkesempatan untuk
bercanda riang di tengah kawan-kawan lama. Sungguh dua jam kebersamaan yang penuh arti, mengingatkan betapa beruntugnya aku memiliki mereka yang hingga kini tetap seperti dulu. Walaupun waktu terus berjalan, walau kehidupan terus mengalir, walau kami telah menempuh jalan masing-masing, namun kami tetap meluangkan waktu untuk bersama meskipun hanya sekejap setelah sekian lama berkutat dengan perjuangan masing-masing. To all my best friends, thank's a lot. Di awal tahun ini kucoba untuk kembali berjuang hingga kesempatan terakhir datang. Aku akan kembali berusaha untuk memenuhi satu demi satu catatan yang terlewatkan tahun lalu. Dan aku akan selalu ada untuk kalian.

Tidak ada komentar: