Minggu, 17 Januari 2010

Masalah Baru

Beberapa hari belakangan ini hampir semua program televisi yang menghadirkan kabar terkini tentang dalam dan luar negeri dipenuhi dengan liputan tentang Pansus Century dan sosok pembunuh berantai sadis yang mengaku membantai beberapa anak jalanan. Berita pagi, siang dan sore tak pernah ketinggalan untuk menyangkan meski hanya singkat mengenai kemajuan kerja wakil rakyat yang bernaung di bawah bendera Pansus Century. Yah tak sedikit masyarakat yang menantikan hasil kinerja pertama anggota dewan periode baru ini dalam mengungkap tabir Bank Century yang telah merugikan negara hingga mencapai trilyunan. Sebuah keberhasilan dalam mengungkap kebenaran yang tidak dipengaruhi unsur-unsur penyimpangan niscaya menjadi poin penting untuk menjawab kepercayaan rakyat yang telah diberikan kepada mereka untuk mewakili rakyat di Pemilu lalu. Sayangnya kinerja pansus tersebut akhir-akhir ini lebih disorot pada bagian buram. Dengan tingkah laku kurang etis yang dilakukan salah satu anggotanya, kinerja Pansus menjadi dipertanyakan kembali. Optimisme akan keberhasilan tim ini yang semula ada bisa dikatakan menjadi berkurang akibat tindakan negatif salah satu anggotanya. Memang benar misi tim ini adalah mengungkap kebenaran akan larinya dana bailout serta ketepatan dari tindakan bailout tersebut. Sayangnya cara-cara yang digunakan cenderung sedikit menyimpang dari etika jika tidak bisa dibilang melecehkan. Lihat saja bagaimana cara mereka mencecar tokoh-tokoh penting yang diduga berperan dalam kisruh bank Century ini. Kendati tokoh-tokoh yang diundang notabene adalah tokoh penting yang berpengaruh dihadapan anggota tim ini, mereka layaknya pesakitan yang sedang menjalani pemeriksaan. Satu demi satu tokoh yang dianggap berperan dipanggil dan dilakukan pemeriksaan terbuka. Ibarat seorang mangsa yang dikelilingi pemburu-pemburu ganas dalam ruang tertutup. Hanya seorang yang bermental baja yang mampu menghadapi cecaran pertanyaan yang bertubi-tubi tersebut. Mau tak mau rasa salut muncul kepada mereka yang dengan tenang menjawab pertanyaan, diinterupsi di tengah penjelasan dan kemudian disudutkan dengan serangan bersama-sama. Nah sikap demikianlah yang menjadikan opini masyarakat tentang etika tim pansus berkembang luas. Ditambah dengan kelakuan satu anggota yang menyebabkan keributan tidak hanya sekali namun diulang lagi pada kesempatan berikutnya menjadikan pertanyaan akan keseriusan tim ini mencuat. Bagaimana masyarakat tidak pesimis jika sebuah tim justru saling berseteru di dalam dan menunjukkan kelakuan yang tak mencerminkan etika kesopanan yang berpendidikan. Belum lagi dengan komentar santai seolah permasalahan akan etika dalam ruang sidang ini adalah hal sepele yang tidak perlu diributkan apalagi ketika menghadapi kasus besar. Arogansi yang demikian inilah yang bisa menimbulkan apatis masyarakat akan keberadaan tim. Pada akhirnya masyarakat hanya bisa menunggu hasil kerja tim ini dan berharap agar tidak ada konflik kepentingan yang menambah kisruh dan berlarut-larut masalah mengenai Bank Century ini. Tidak hanya karena dana miliaran yang sudah digelontorkan demi menguak kasus ini namun agar satu masalah cepat selesai dan membiarkan pemerintah mengerjakan apa yang menjadi tantangan selanjutnya bagi masa depan negeri ini.

Tidak ada komentar: