Sabtu, 27 April 2013

Single # Rich

"Halah jik bujang butuhe opo ", seringkali kudengar kalimat serupa dari orang yang berbeda. Seringkali juga aku hanya tersenyum menanggapi. Namun lama kelamaan, satu dua kata hingga kalimat meluncur dari bibirku sebagai sanggahan. Lagi-lagi faktor sawang sinawang mencuat pada problematika sehari-hari dalam ranah rupiah. Memang dengan kehidupanku sekarang banyak orang berasumsi bahwa bola kehidupanku bergulir dengan mulus. Sebagai seorang yang single, anak bungsu dengan gaji tetap tiap bulan membuat stigma 'hidup enak' melekat padaku. Meskipun pandangan tersebut tidak sepenuhnya salah, alangkah lebih baiknya jika mau menggeser sudut pandang. Pada dasarnya tak ada seorang pun yang tak memiliki kebutuhan material dalam hidupnya. Demikian juga dengan aku, hal yang sama pada orang lain juga berlaku bagiku yakni semakin meningkat pendapatan semakin meningkat pula pengeluaran. Masih sendiri alias bujang tanpa tanggung jawab material terhadap keluarga, bukan berarti bahwa aku tak punya kebutuhan selain kebutuhan untuk menyenangkan diri sendiri. Aku sadar jika orang-orang itu tak mengetahui latar belakangku, tak mengetahui persoalan-persoalan yang harus kuhadapi, mereka hanya tahu bahwa aku seorang yang punya banyak waktu luang dengan pundi-pundi melembung sarat muatan (amin ^_^). Aku pun mengerti benar, tak perlulah aku membeberkan rincian bulananku hanya untuk meredam pendapat berlebihan itu. Maka dari itu aku hanya menjawab dengan senyum. Tetapi kesabaranku memang masih terbatas, kalimat yang terus berulang layaknya kaset rusak tersebut makin hari makin membuatku gerah. Aku merasa ironis mendengar berbagai opini yang berbalik dengan kenyataan sebenarnya. Begitulah akhir-akhir ini semakin sering aku melawan secara halus, mengurangi rasa dongkol yang terus bercokol ^_^.
Uang, betapa benda itu sekarang telah menjadi raja. Tak bisa dipungkiri jika orang akan menjadi galau tanpa uang. Maklumlah, zaman sekarang apa sih yang bisa didapatkan tanpa uang ? Kebutuhan primer, sekunder dan tersier bahkan buang hajat pun memerlukan uang. Air yang katanya dikelola oleh negara untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat pun saat ini harus mengeluarkan uang jika ingin memperoleh air yang sehat. Untuk memperoleh kedudukan, konon kabarnya memerlukan modal yang lumayan besar. Oh kalau begitu tak heran jika banyak yang tergoda untuk mengembalikan modal  (siapa sih yang mau rugi ?). Aku telah paham, bahwa semua telah berjalan sesuai kodratnya. Menginginkan kehidupan seperti orang lain memang wajar, hanya saja cobalah untuk melihat dari sudut yang lain, sadarilah bahwa setiap orang mempunyai beban masing-masing. Tak perlulah menjudge seseorang secara kasat mata.

* thanks to ibu Choirul yang dengan bijak memahami bahwa setiap orang mempunyai tanggung jawab tersendiri

3 komentar:

Harun Ar mengatakan...

Sebagian besar orang yang sudah dewasa single atau tidak sudah punya beban tanggung jawab... Ini yang sering terlihat di lingkungan saya

tezuka_in mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
tezuka_in mengatakan...

@ Harun Ar...pada dasarnya memang demikian hanya acapkali seseorang memandang bahwa single itu tak punya beban seperti yang kualami.