Rabu, 21 Januari 2009

Inaugurasi


Gempita perayaan pelantikan presiden Amerika ke-44 Barrack Obama tidak hanya terjadi di negeri Paman Sam itu. Berbagai negara di dunia seperti Jepang, Prancis, Italia dan tentu tak ketinggalan Indonesia turut larut dalam kemeriahan pengukuhan orang no 1 di USA tersebut. Semalam hampir seluruh stasiun televisi tanah air menyiarkan secara live peristiwa akbar di awal tahun ini. Penasaran aku pun dengan setia menunggu pelaksanaan pelantikan tersebut yang dijadwalkan pada pukul 12 malam waktu Indonesia bagian barat. Tercatat baru kali ini inaugurasi dihadiri oleh lebih dari 4 juta orang di Capitol Hill. Suguhan musik klasik mengiringi kemeriahan akbar tersebut. Tak terkecuali di Indonesia, khususnya di Jakarta diselenggarakan acara syukuran oleh teman-teman sekolah Obama yang dihadiri oleh dubes Amerika. Harapan tinggi akan perdamaian dunia dan penanganan intensif krisis global tertumpu pada presiden kulit hitam pertama tersebut. Mencermati slogan We can change and we must change, rasanya tak salah jika presiden Obama diyakini bakal sukses menangangi masalah pelik yang ada, menghasilkan perubahan yang jauh lebih baik dari pemerintahan sebelumnya. Mengapa pemilihan presiden di negara itu disorot di seluruh penjuru dunia ? Agaknya langkah yang ditempuh oleh negara adidaya itu mempengaruhi banyak negara lainnya. Wajar saja jika Indonesia menaruh harapan tinggi akan perbaikan berbagai bidang dengan terpilihnya Barack Obama sebagai presiden. Hanya saja, aku merasa Indonesia terlalu sentimentil dan cenderung berlebihan kalau tidak bisa dibilang 'gr'. Maklumlah melihat latar belakang Obama yang pernah tinggal di Indonesia, menjadikan rakyat Indonesia merasa sedikit lebih dekat dengan beliau. Harapannya semoga rasa dekat ini berjalan dua arah, sehingga dampak positif terpilihnya Obama dapat dirasakan langsung oleh Indonesia. Boleh-boleh saja berharap demikian, tetapi lebih baik tidak menaruh harapan terlalu tinggi seperti yang dinyatakan oleh ketua DPR Agung Laksono. Meskipun secara visi dan misi maupun personal Obama yang meyakinkan, kita belum tahu langkah konkrit yang diambil di masa pemerintahannya. Krisis Gaza yang menjadi PR krusial Obama, membutuhkan langkah tepat untuk menjawab harapan berbagai pihak. Kenyataannya dalam pidato perdananya, Obama belum mengisyaratkan opsi untuk pertikaian antara dua negara itu. Jika rakyat Irak berharap Obama segera menarik mundur pasukan AS sesuai janjinya akan menyerahkan Irak pada bangsanya, maka warga Palestina merasa ragu apakah Obama berhasil meredam keganasan sekutu utamanya. Saat ini pesta tlah usai, waktunya presiden terpilih untuk bekerja. Salut untuk Obama, kita tunggu aksinya untuk Amerika dan dunia.

Tidak ada komentar: