Minggu, 18 Januari 2009

Mendadak


"Refreshing dong Mba, berlibur, luluran, potong rambut, facial", hingga sekarang masih terngiang-ngiang ajakan Kyon-Chan untuk memanjakan diri. Tak dinyana, dalam waktu dekat bujukan maut Kyon-Chan akhirnya terlaksana juga. Selasa pagi, sedang enak-enaknya mengikuti perjuangan Naruse di klub basket Johnan, aku harus bersiap-siap menemani bapakku melawat cucunya. Tanpa persiapan, aku pun mengepak barang-barang yang kubutuhkan selama perjalanan. Tak lebih dari sejam kemudian, aku sudah duduk manis, beralih fungsi dari seorang pemalas yang lagi asyik baca komik menjadi pembonceng motor. Terinspirasi dari orang-orang yang lebih memilih menggunakan kendaraan motor roda dua, bapakku mencoba untuk menempuh perjalanan dari Gombong-Wonosobo melalui rute terdekat. Walau di awal aku merasa risau membayangkan perjalanan yang harus ditempuh, bersyukur tiga jam ke depan kami berdua tiba di tujuan dengan selamat. Wajar jika aku merasa was-was, untuk pertama kalinya aku menyusuri jalan berkelok melintasi perbukitan di wilayah bendungan Sempor. Namanya saja pegunungan, untuk melintasinya benar-benar butuh ekstra kehati-hatian. Jalan yang sudah beraspal berliku-liku, beberapa tanjakan dan turunan curam diapit tebing rentan longsor dan danau buatan yang saat itu terisi penuh air. Wow, benar-benar 'sport jantung' ketika perlahan melewatinya. Untungnya, perjalanan cukup nyaman karena jarangnya kendaraan lain yang melintas. Angin segar menerpa tubuh, menguapkan keringat yang menetes menahan laju kendaraan agar stabil. Lelah pun terbayar dengan tampilan keindahan alam terbuka. Berhubung saat ini sedang musim penghujan, seluruh perbukitan tertutup pohon-pohon pinus yang daunnya hijau segar, sesemakan nampak tumbuh subur, batu-batu alam pun tertutup lumut dan tumbuhan paku. Hamparan air melimpah di waduk yang berfungsi sebagai sumber listrik nampak tenang, cocok sekali untuk beristirahat di tepian sambil melepas penat. Udara pun begitu bersih, lain sekali dengan udara perkotaan yang pengap. Hmmm, harum daun basah dan tanah lembab terasa menyegarkan. Wah, ternyata Sempor itu indah. Sayang, potensi alam ini belum dimanfaatkan secara maksimal untuk pariwisata unggulan.
Tiga jam kemudian, aku disambut dengan hawa dingin Wonosobo. Gelak tawa dan cerita pun mengisi sisa waktu hari itu. Sambil menyelam minum air, mumpung aku berada di kota ini, dengan segera aku mengontak seorang teman. Minggu ini akhirnya menjadi liburan mendadak yang tak terencana. Niat untuk pulang keesokan harinya, tertahan dengan berbagai alasan. Memanfaatkan waktu yang betul-betul luang, aku mengunjungi seorang teman yang sedang berbahagia menantikan kelahiran putra pertamanya. Lagi-lagi liburan mendadak, aku pun terbujuk untuk tinggal lebih lama. Membatalkan niat sekedar mampir untuk menengok dan mengembalikan barang yang kupinjam dulu. Wah, baru sebulan aku tidak melihat temanku ini, banyak sekali perubahan pada dirinya. Kondisi yang dulu sempat mengkhawatirkan, sekarang berubah total. Benar juga kata orang tua, selepas 'ngupati' kehamilan akan semakin besar. He..he..he.. lucu juga melihat temanku yang pada dasarnya kurus kepayahan untuk melakukan gerak seperti jongkok ataupun tidur miring. Aku ikut senang, mendengar kondisi fisiknya yang terus membaik seiring bertambahnya usia kehamilan. Kerikil-kerikil di awal pernikahan sedikit demi sedikit hancur menjadi butiran pasir. "Sudah lama kami tidak ribut lho", katanya. Syukurlah, mungkin semua cobaan itu dipengaruhi faktor hormon dan kondisi labil orang yang hamil muda. Sekali lagi, semua terjadi mendadak, kedatanganku kesana bertepatan dengan digelarnya acara 'nujuhbulani'. Sesuai adat orang Jawa, selama masa hamil hingga tiba saatnya persalinan ada beberapa tradisi yang mesti dijalani. Umumnya di usia empat bulan dilakukan acara ngupati dilanjutkan nujuh bulani saat usia kandungan memasuki bulan ketujuh. Entah dari mana dan kapan asal muasalnya, acara tersebut ditandai dengan berbagai ritual sebagai simbolisasi akan harapan bagi ibu dan anak yang nantinya akan lahir. "Lima tahun kuliah di Biologi, aku nggak nemu hubungannya mrucut welut dengan kelahiran", gerutu temanku. Secara logika tradisi siraman, pake kain tujuh warna, melepaskan belut memang tidak berhubungan dengan proses persalinan. Sekali lagi, itu semua adalah simbol dari harapan orang tua agar nantinya lahir dengan normal, cocok memakai baju warna apapun dan sebagainya. Selama tujuannya baik, aku pikir tidak ada salahnya menjalankan tradisi. Calon ibu ini pun akhirnya mengalah demi menyenangkan orang tua. Meskipun sedikit nggerundel di belakang mengingat banyaknya biaya yang dikeluarkan^^ padahal manfaat tradisi ini tidak diyakini kebenarannya. Begitulah orang hidup bermasyarakat, kadang meskipun bertentangan dengan akal sehat mau tak mau kita harus mengikuti arus.
Empat hari berlalu, aku pun memutuskan kembali ke rumah. Di samping harus memenuhi kewajibanku, aku sudah merasa jenuh disana. Bagaimana tidak, sepanjang hari kuhabiskan dengan bengong di rumah, menonton televisi, bermain game, terus-terusan ngemil (duh, bisa tambah melar nih^^), hujan deras membuatku malas untuk keluar rumah. Sabtu pagi, setelah mengkonfirmasi info komik terbaru, aku memutuskan pulang melalui rute lain. Wah, ternyata ini keputusan yang salah, entah untuk keberapa kalinya aku mengeluh tentang buruknya sistem transportasi di Indonesia. Harapan lebih cepat sampai ke rumah melalui perbukitan Kepil-Purworejo kandas. Apalagi kalau bukan gara-gara angkutan umum. Waktu perjalanan melewati bukit menjadi dua kali lipat lebih lama. Bagaimana tidak hampir di setiap persimpangan bus yang kunaiki berhenti menunggu penumpang. Tak tanggung-tanggung waktu' ngetem'' bisa mencapai lebih dari setengah jam ! Beuh tahu begini, mendingan aku mampir dulu ke Purwokerto. Yah mau bagaimana lagi, sudah terlanjur bayar, walhasil aku sampai di rumah dengan kondisi lelah, puyeng, suntuk dan pastinya kelaparan ^^.
Kyon, liburan memang bisa untuk refreshing. Lumayan menyegarkan pikiran yang akhir-akhir ini terbebani dengan berbagai hal. Sudah tiba saatnya untuk memanjakan diri, mungkin dalam waktu dekat aku akan mengikuti saranmu yang lain. Yang jelas, aku tak sabar untuk melakukan kunjungan rutin ke Comic Plus.

Tidak ada komentar: