Selasa, 13 Oktober 2009

Shotakon


"Shotakon ?!! Itukan.....", celetukan tersebut spontan terlontar dari pikiran seseorang ketika mendengar pengakuanku. Tentu saja aku tertawa geli mendengar komentar tersebut. Istilah shotakon mungkin masih asing di telinga, namun bagi penggemar manga istilah-istilah tersebut akrab dijumpai beserta beberapa istilah khas manga lainnya. Shotakon merupakan akronim dari kata shota dan complex yang berarti menyukai bocah kecil. Jika lolicon lebih ke arah menyukai anak perempuan, maka shotakon cenderung menyukai bocah laki-laki. Jika ditanggapi selintas kilas, pernyataanku bahwa saat ini aku seorang shotakon mungkin terdengar negatif. Tak heran jika temanku itu merasa kaget ^^. Eh tunggu dulu, silakan simak penjelasan lebih lanjut sebelum berkomentar.
Berhubung sejak kecil aku tergila-gila dengan membaca komik, kebiasaan tersebut terus melekat bahkan semakin bertambah seiring dengan bertambahnya usia. Perkembangan manga yang demikian pesat tidak hanya dari sisi gambar namun juga kompleksitas cerita, membuatku semakin lengket dengan judul-judul komik Jepang tersebut. Tak sedikit serial manga yang kini menjadi koleksi istimewaku. Sesuai dengan sifatku yang mudah larut dalam sebuah cerita entah itu film atau buku, setiap kali aku menemukan manga yang menarik aku pun dengan segera jatuh cinta pada tokoh-tokoh yang ada di dalamnya. Tak cukup dengan hanya mengoleksi serial komiknya, aku melengkapi kekagumanku dengan memburu pernak-pernik dan tak ketinggalan keping-keping cd yang merupakan versi anime dari manga tersebut. Karakter-karakter seperti Tezuka, Shinichi Kudo, Kyo Soma, Sanji, Kenshin dan masih banyak deretan nama karakter lainnya seolah hidup dalam dunia fantasiku. Kelebihan dan kekurangan masing-masing karakter tanpa disadari membentuk sosok impian dalam hidupku. Inilah yang kusebut dengan shotakon versiku. Mengapa harus shotakon ? Yah jika dicermati sebagian karakter favoritku tersebut tergolong muda. Yang paling muda tentu saja si bocah pintar Conan Edogawa yang masih duduk di kelas 1 SD ^^. Demikianlah aku dan teman-teman yang sama-sama bergelut di dunia manga tanpa malu menyebut diri dengan shotakon. Bukan karena menderita penyakit kejiwaan, namun karena kecintaan kami (ku) akan manga. Meskipun ada yang menganggap aneh jika mengingat usiaku sekarang, bagaimanapun kegemaran yang sudah mendarah daging ini tidak bisa kusingkirkan. Sebab di situlah aku mampu mengembangkan seluruh imajinasiku, sejenak melupakan masalah di dunia nyata, ikut berkelanan dalam berbagai petualangan.
"Oh....begitu", demikian akhirnya sebuah pemahaman muncul dari teman yang juga penggemar manga dan anime. Yah memang begitu. Sekarang ini pun waktu-waktu yang seharusnya untuk beristirahat kugunakan untuk berjuang dalam turnamen nasional bersama pangeran-pangeran tenis di Seigakku, berkelana menebarkan kebaikan untuk menebus dosa di masa lalu bersama Sang Battosai, melewatkan masa sekolah yang penuh kenangan dalam Extra Kobayashi, berpetualang demi menjadi raja bajak laut dipimpin oleh kapten Luffy, menebar kengerian yang berawal dari niat baik Light Yagami, dan tentu memecahkan kasus-kasus dengan bantuan Conan alias Shinichi Kudo. Meskipun ada saatnya aku merasa bosan namun pada akhirnya kepada mereka aku selalu kembali untuk menyegarkan diri.

Tidak ada komentar: