Sabtu, 20 Oktober 2012

Ingin Kuraih Kembali Yang Telah Hilang

Udara panas sedikit menyurutkan kelancaran menyusun kalimat di laptopku, tapi entah kenapa aku terus berusaha menyelesaikan naskah yang sejak kemarin baru terisi dua paragraf. Sembari bernostalgia dengan lagu-lagu klasik yang dipikir-pikir sudah begitu lama aku absen memberi nutrisi otak sekaligus memuaskan hobiku bersenandung ^_^. Akhirnya setelah kurang lebih satu jam, naskah berita yang menjadi tugas terbaruku terselesaikan. Kubaca ulang sekilas, kurapikan lagi kalimat-kalimat agar lebih enak dibaca, kubetulkan data-data yang masih salah ketik, kutambahkan dua buah foto, dan jadilah sebuah tulisan promosi produk unggulan instansi tempatku mengabdi saat ini.
Jam menunjukkan pukul sembilan malam, malam-malam yang lalu biasanya aku sudah merebahkan diri, bersiap menebus kehilangan energi yang telah terforsir dari pagi hingga siang hari di sekolah. Tapi kali ini, aku masih enggan untuk mengistirahatkan laptopku. Kututup layar m.word-ku dan aku beralih menelusuri daftar judul lagu koleksi Sarah Brightmanku. Memanfaatkan kondisi rumah tinggal bersama yang sepi karena penghuni lain sedang pulang kampung, tak segan-segan aku menaikkan volume speaker. Kupilih lagu yang syairnya masih kuhafal walau tak sempurna, dan aku pun mencoba mengikuti liukan suara khas penyanyi opera favoritku itu. Ah....betapa terkejut dan jengkelnya aku ketika mendapati aku telah kehilangan kemampuanku dalam olah vokal. Jangkauan nada yang dulu bisa kuraih saat ini tak bisa kucapai, vibrasi suara khas lagu-lagu klasik pun tak bisa muncul dari pita suaraku."Upss....gawat", pikirku sedikit bingung bercampur sedih. 
Yah, dipikir-pikir memang lama sekali aku tak menikmati jenis musik klasik ini. Bahkan akhir-akhir ini aku lebih sering mendedangkan lagu-lagu pop maupun nostalgia lokal. Maka, tak heran jika vibraku pun berubah menjadi pop, bahkan nyaris hilang menyusul nafas yang tersendat dan makin pendek-pendek. 
Hmmm.....perubahan memang terjadi setiap saat, entah disadari atau tidak oleh mereka yang telah berubah. Sesuatu yang tak bisa dihindari melainkan harus disikapi dengan bijak. Ditelaah apakah perubahan itu membawa diri ke arah yang positif atau justru menjadi langkah mundur yang merugikan. Direnungkan apakah perubahan itu mendukung kualitas diri, menjadi satu langkah yang mungkin saat perubahan itu terjadi belum diketahui manfaatnya melainkan membutuhkan waktu bertahun-tahun ke depan untuk menyadari arti dari sebuah perubahan. Dipilah apakah perubahan itu disebabkan oleh hal yang mewajibkan untuk berubah jika tak mau tertinggal dan tergilas situasi. 
Demikian pula yang terjadi dengan diriku. Satu, dua, tiga hingga banyak perubahan yang pada akhirnya kusadari juga. Perubahan yang menurutku terjadi karena aku sudah lebih dewasa, pengaruh dari pergaulan dengan orang-orang yang lebih bijaksana dan lebih berpengalaman. Sayang, tak semua bisa menerima perubahan yang terjadi pada diriku, bahkan berpikir bahwa perubahanku ini akibat sesuatu yang di luar nalar. Ah, biarlah, semoga mereka pada akhirnya terbuka hati dan pikirannya hingga menerima bahwa aku pun seperti yang lain bisa berubah dan menjadi dewasa. 
Tapi, untuk perubahan yang kusebutkan di awal tulisan ini, aku akan dengan tegas mengatakan "No Way !". Musik sejak dulu adalah salah satu penyemangatku, penyegar kepenatanku. Bernyanyi adalah luapan energiku, yang tak hanya membuatku puas dan lega juga sebagai relaksasiku. So, aku harus berlatih lagi, membiasakan telingaku lagi dengan lengkingan penyanyi-penyanyi opera dan pelan tapi pasti menemukan kembali kemampuanku yang dulu. Ganbatte !!!!!!!!




Tidak ada komentar: