Sabtu, 18 April 2009

Brisingr


Akhirnya setelah dua tahun lebih menunggu kelanjutan trilogi fiksi yang kutunggu muncul juga. Sebetulnya seri terbaru novel fiksi ini sudah terbit di negara asalnya tahun lalu. Namanya juga novel dengan pengarang asing, butuh waktu cukup lama untuk bisa terbit dalam bahasa Indonesia. Berhubung sudah amat sangat penasaran dengan kelanjutan cerita yang memang sedang seru-serunya, mumpung ada rezeki aku pun dengan segera membeli novel tersebut walau kantongku langsung mengempis^^. Anehnya, begitu aku mendapatkan buku ini, tidak seperti buku-buku baru lainnya yang langsung kubaca, buku ini tergeletak begitu saja. Maklum jauh hari aku sudah mendapat bocoran cerita dari sahabat. Begitu penasarannya aku, sampai-sampai rela mendengar sedikit 'spoiler'. Sayangnya, dari bocoran tersebut ada satu hal yang membuatku sedikit kecewa. Bagaimana tidak kecewa jika sejak lama aku menantikan cerita final dari trilogi ini, ternyata di buku ketiga yang seharusnya buku terakhir, cerita belum usai ! Melompat ke halaman sekilas pengarang, tak dinyana trilogi berubah menjadi siklus alias akan berakhir di buku keempat karena kerumitan cerita.
Sejak serial Harry Potter usai di buku ketujuh, sedikit sekali buku-buku sejenis yang mampu menarik perhatianku dan membuatku ingin menambah koleksi pustaka pribadiku. Nah, buku ini adalah sedikit dari buku fiksi tersebut. Sebetulnya seri pertama buku trilogi Inheritance (Warisan) ini muncul sebelum kisah penyihir cilik Harry Potter tamat. Pertama kali aku membaca buku satu yang berjudul Eragon ini, aku merasa ide yang diusung oleh Christoper Paolini ini lumayan juga. Campuran antara Harry Potter dan Trilogi Lord of The Ring, demikian menurutku. Kepelikan cerita membuatku terkejut ketika mengetahui bahwa si pengarang menulis buku ini di usia 15 tahun.
Trilogi yang kini berganti siklus Inheritance ini bercerita tentang tokoh bernama Eragon, anak petani miskin di Carvahall. Entah nasib ataupun karena turunan, Eragon terjebak dalam peperangan melawan raja Alagesia. Eragon menjadi penunggang naga merdeka satu-satunya. Dengan Saphira, naga betina yang menetas untuknya, Eragon pun bekerja sama dengan kaum Varden, Elf dan kurcaci untuk menumbangkan Galbatorix, raja lalim yang menguasai Alaegesia.
Buku pertama menceritakan petualangan Eragon sebagai penunggang naga pemula menuju tempat persembunyian kaum Varden untuk mencari perlindungan. Buku kedua yang berjudul Eldest, lebih banyak bercerita mengenai pelajaran yang diperoleh Eragon di bawah bimbingan elf. Nah, buku ketiga bertitel Brisingr ini tentu menjanjikan petualangan seru, mengingat akhir buku kedua yang mengejutkan. membaca seri ketiga ini, mau tak mau aku merasa sedikit kecewa. Meskipun di buku ketiga ini mengungkapkan kenyataan baru dan fakta mengenai kekuatan sang raja yang tanpa batas, buku ini terlalu penuh dengan cerita sepele. Intrik politik para kurcaci nyaris membuatku bosan. Walhasil buku ketiga ini selesai kubaca setelah seminggu. Sungguh di luar kebiasaan bagiku yang hanya membutuhkan waktu semalam untuk membaca sebuah buku yang menarik dan seru.
Yah, bagaimanapun aku angkat topi untuk si pengarang. Di usianya yang begitu muda, dia mampu menghasilkan sebuah bestseller. Tentu bukan sesuatu yang mudah untuk mencapi kesuksesan tersebut. Yah, meskipun mengadopsi ide dari JRR Tolkien, Christoper mampu menyuguhkan jalinan cerita menarik yang seru untik dinikmati pembaca. Dengan gayanya, Chris membawa pembaca untuk ikut berjuang bersama Eragon di Alaegesia. Wah, jadi tak sabar aku menantikan episode terakhir perjalanan Eragon, Sang Penunggang Naga.

Tidak ada komentar: