Jumat, 04 Juli 2008

DEATH NOTE : Ujian Kekuasaan


Meniru kanal- kanal televisi di luar negeri, stasiun-stasiun televisi swasta di Indonesia kini mulai memposisikan diri sebagai stasiun televisi khusus. Seperti Metro TV sebagai channel informasi, Indosiar menayangkan reality show, RCTI mulai memperbanyak tayangan sinetron dan kini Global TV mulai merintis menjadi stasiun khusus animasi dengan digelarnya Super Anime yang dimulai dari pukul tujuh pagi hingga pukul sembilan dan sore hari mulai pukul setengah lima sampai pukul delapan malam. Serial animasi yang ditayangkan sebagian besar berasal dari negeri Sakura. One Piece, Naruto, Law of Ueki, Kiba, Samurai 7 dan yang terbaru yaitu serial animasi Death Note yang diangkat dari manga berjudul sama karya duo mangaka Tsugumi Ohba dan Takhesi Obata. Global TV tergolong jeli dengan memberanikan diri memperbanyak tayangan animasi yang notabene lebih dinikmati anak-anak dan remaja, mengingat mulai digemarinya komik-komik asal Jepang di Indonesia. Tidak seperti di negara yang terkenal dengan "sushi", di sini sebagian besar pembaca komik dan penonton animasi adalah anak-anak. Mencermati beberapa judul yang ditayangkan oleh Global TV tersebut, serial terakhir sangatlah tidak layak untuk dikonsumsi oleh oleh anak-anak di bawah umur. Death Note lebih cocok untuk dinikmati oleh orang dewasa sehingga komik maupun anime Death Note mendapat label D yang berarti Dewasa / 17 +.
Death Note menceritakan tentang Shikigami (dewa kematian) yang merasa bosan dengan pekerjaannya di dunia kematian menjatuhkan buku kematian (Death NOte) ke dunia manusia. Sesuai dengan namanya Death Note ini mempunyai kekuatan untuk mencabut nyawa manusia yang tertulis di dalamnya. Death Note ditemukan oleh siswa jenius putra kepala kepolisian setempat Yagami Raito/ Light. Light semula tidak percaya saat membaca petunjuk cara penggunaan yang tertera di buku tersebut. Suatu hari tanpa sengaja, Light iseng menulis nama seorang preman usil yang mengganggu seorang wanita, dan beberapa detik kemudian preman itu meninggal di depan matanya. Mulai saat itu Light mulai mempelajari Death Note dengan teliti. Ia pun berkomunikasi dengan Ryuk dewa kematian pemilik Death Note. Light yang merasa jenuh dengan kejahatan, bercita-cita memusnahkan para penjahat yang beroperasi di seluruh dunia. Dalam lima hari lebih dari 100 orang penjahat meninggal secara misterius. Polisi pun turun tangan, mencium bahwa ada ketidakberesan pada kematian penjahat ini. L, seorang anggota organisasi misterius dunia yang sering dimintai bantuan oleh berbagai pihak keamanan dunia merancang sebuah jebakan untuk menangkap identitas Light yang dikenal sebagai Kira (Killer). Light yang jenius pun merasa tertantang. Berbagai taktik dan rencana pun berlangsung, persaingan antara dua orang jenius untuk saling mengungkap identitas masing-masing bergulir seru dan menegangkan.
Death Note memang sebuah kisah fiksi, tapi duet Ohba dan Obata meramunnya dengan baik. Ketegangan demi ketegangan terjadi di setiap chapter. Pertarungan antar remaja 17 tahun ditulis dengan rapi dan selalu membuat pembaca terpesona dengan kecerdikan kedua bocah itu.
Duo sensei ini mencoba melukiskan bagaimana seorang manusia yang diberi kekuasaan harus menjalani ujian yang berat. Light seorang pemuda yang baik dan selalu menjadi nomor satu di Jepang pun tak luput dari godaan. Dengan Death Note di tangannya, ia berkuasa untuk menentukan hidup mati seseorang dengan hanya menuliskan nama sambil membayangkan wajahnya di dalam buku. Sayang, kejeniusannya justru menjadi bumerang bagi Light. Niat tulusnya untuk membersihkan dunia dari kejahatan berubah menjadi keinginannya untuk menjadi pemimpin dunia dengan nama Kira. Kejeniusannya pula yang membuatnya tak ingin kalah hingga ia pun dengan sadis mengorbankan orang-orang tak bersalah demi keegoisannya.
Ya, memang kekuasaan selalu menyenangkan tapi juga sarat dengan cobaan. Jika disalahgunakan bisa menjadi pisau bermata dua. Pada akhirnya, kebaikan selalu lebih unggul dari kejahatan. Itulah yang ingin disampaikan Ohba dan Obata sensei kepada para pembaca.
Death Note yang demikian gelap, penuh intrik keji meskipun tidak menggambarkan pembunuhan yang eksplisit tidak cocok untuk anak-anak. Orang dewasa yang membaca atau menonton animenya pun harus cermat memilah inti dari karya ini. Jadwal tayang pukul tujuh malam sangatlah tidak tepat. Sekali lagi, kartun bukanlah edisi khusus untuk anak-anak. Kita harus mencermati isinya. Jangan sampai terjadi lagi kekerasan di kalangan anak-anak akibat terpengaruh suatu tayangan televisi.

Tidak ada komentar: