Sabtu, 18 Juli 2009

Eksotisme Vampir


Sebetulnya sudah sedari tahun lalu seorang teman merekomendasikanku untuk membaca novel roman berjudul Twilight. Namun berhubung keuangan masih terbatas, waktu itu aku tidak serta merta mengiyakan untuk menambah koleksi dengan novel bergenre roman tersebut. Apalagi setelah bertanya kepada 'master' novel yang selalu menjadi acuanku untuk membaca ataupun mengoleksi sebuah buku, semakin mantap pula aku memutuskan untuk menempatkan Twilight ke nomor buntut dari sekian daftar tunggu bacaan yang bakal menjadi penghuni rak bukuku. Sejujurnya waktu itu aku sempat merasakan dorongan kuat untuk segera membawa buku itu ke meja kasir. Ya, aku yang saat itu sedang gemar dengan fiksi tentang vampir berkat serial Darren Shan, tertarik ketika membaca ringkasan yang tertera di cover belakang buku terjemahan Twilight tersebut. Namun akhirnya aku urung membeli ketika sang master menggambarkan tipe novel tersebut. Maklum, akhir-akhir ini aku sedang bosan menambah koleksi buku-buku love strory yang termasuk kategori ringan. Tentu itu akibat pengaruh master yang doyan fiksi dengan tema cerita yang di luar kebiasaan namun pada kenyataannya banyak disukai pembaca buku di mana pun.
Pada akhirnya aku berhasil membujuk temanku yang keranjingan novel ala Harlequin untuk membeli seri lengkap buku karangan Stephany Meyer tersebut. Tersenyum puas akhirnya keinginanku untuk membaca karya asli yang telah difilmkan ini terkabul dengan gratis pula ^^. Bab-bab pembuka kulalui dengan cepat, dan dengan cepat pula aku kesengsem dengan figur Edward Cullen, tokoh utama buku ini yang diceritakan adalah seorang Vampir. Baru kali ini aku benar-benar memahami kekaguman sahabatku akan tokoh vampir. Tak dipungkiri jika keterpesonaaanku akan sosok Edward dipengaruhi oleh versi film yang diperankan dengan baik oleh aktor ganteng jebolan Harry Potter ^^. Ketika membayangkan sosok Edward yang dideskripsikan sebagai cowok nan sempurna otomatis di benakku terbayang wajah Robert Pattinson. Semakin jauh membaca aku semakin tepesona dengan karakter Edward (baca : vampir) yang demikian elegan, kuat dan misterius. Aku jadi ingat ucapan sahabat yang mengatakan bahwa vampir itu seksi ^^. Ya, kini aku paham akan jalan pikiriannya. Kemisteriusan vampir yang telah melegenda dengan mitos-mitosnya memak menarik untuk disimak. Sebuah fiksi yang terasa benar menghidupkan karakter penghisap darah itu menarik utnutk diolah dalam berbagai versi. Uniknya sosok vampir yang pada kenyataanya adalah makhluk malam yang hidup di gua tersebut digambarkan nyaris serupa dalam berbagai kisah. Perbedaan mengenai vampir hanya berkisar seputar sifat dan karakter tentang vampir. Sedangkan mengenai penggambaran fisik vampir nyaris sama. Vampir dikatakan sebagai sosok manusia yang kuat, berkulit pucat, dengan lingkaran gelap di mata dan kehausan akan darah sebagai menu santapan utama. Hampir di setiap kisah tentang vampir yang kubaca, tokoh yang tergolong dalam kategori makhluk penghisap darah ini selalu menjadi pusat perhatian dengan penampilannya yang misterius. Hanya saja di buku tetralogi milik Meyer ini tokoh vampir digambarkan dengan berlebihan. Luar biasa tampan dan cantik dengan tubuh sempurna semakin mengukuhkan daya tarik vampir yang sebenarnya berbahaya bagi manusia tersebut. Tak heran jika Twilight begitu 'booming' baik buku maupun filmnya meskipun jalan cerita tergolong datar dan biasa-biasa saja. Bagaimanapun saat ini aku layaknya Bella Swan, mabuk dengan pesona Edward Cullen sang vampir baik. Dan beberapa hari ini pun kulalui dengan menyimak kata demi kata dari novel yang berakhir pada buku keempat Breaking Dawn.

Tidak ada komentar: