Sabtu, 25 Juli 2009

Tamu Dari Bali

Penat yang melanda sekujur tubuh setelah seharian beraktivitas membuatku jatuh tertidur di tengah kebimbangan akan kepastian kedatangan seorang sahabat. Begitu terbangun waktu sudah menunjukkan pukul setengah tujuh lewat, dengan heran aku menyambar handphoneku siapa tahu ada kabar terbaru. Ternyata tidak ada, akhirnya aku pun menekuri baris-baris kalimat dalam novel New Moon yang tengah kubaca. Saking asyiknya mengikuti petualangan Bella Swan bersama werewolf membuatku tak menyadari kedatangan sosok yang telah ditunggu sejak tadi. Terganggu bayangan yang membuat tulisan dalam novel menjadi buram membuatku mendongak dan olala ternyata si tamu dari Bali sudah sampai.
Setelah berbasa-basi sebentar alias menodong oleh-oleh ^^ kami pun memutuskan untuk berjalan-jalan. Maklum kondisi tidak memungkinkan untuk mengobrol di rumah sementara bahan obrolan sudah tidak bisa ditahan dan menyerempet ke hal-hal krusial yang akhir-akhir ini selalu diperbincangkan lewat telepon. Kebetulan aku belum menyantap jatah makan malam, tak lama kemudian kami pun berjalan pelan menyusuri satu-satunya jalan utama yang membelah melintasi kota. Meskipun tergolong kecil dan belum bisa dikategorikan sebagai kota, jalan-jalan di malam hari menjadi kesenangan tersendiri. Sinar lampu jalan menerangi lalu lalang kendaraan dan orang-orang yang sibuk dengan aktivitas masing-masing. Harum aneka masakan dari warung-warung tenda yang berderet di sepanjang jalan menggugah selera, membuatku sulit menentukan pilihan untuk menyambangi salah satunya.
Perjalanan pun tiba di penghujung deretan kaki lima, akhirnya aku mantap untuk mencicipi lezatnya mie rebus yang terkenal enak dengan harga terjangkau di sini. Sahabat yang semula enggan pun tergoda untuk ikut bergoyang lidah, tak tahan mencium aroma yang menguar dari penggorengan ^^. Perbincangan pun terus mengalir di sela-sela nikmatnya sajian serba hangat nan menggoda.
Ah, lega rasanya ketika berhadapan langsung, saling membagi cerita dan meminta pendapat. Keraguan dan kekhawatiran akan suatu hal sedikit berkurang setelah saling berkomentar tentang perjalanan hidup. "Tidak ada kata terlambat", katanya. Yah, waktu memang terus berjalan, namun suatu saat pasti akan tiba masa seseorang menemukan jalan hidupnya. Tak terasa malam pun semakin larut. Malam pun berakhir dalam gelak tawa ketika berbagi cerita lucu diriku yang ketiban sial ^^, menjajal oleh-oleh khas Bali yang membuatku kecanduan dan waktu menunjukkan pukul duabelas malam ketika aku sudah tak bisa menahan kantuk yang menyerang.

Tidak ada komentar: