Minggu, 29 Juni 2008

Europhoria



"Jerman VS Spanyol " partai final yang akan dilangsungkan di Vienna, Austria 29 Juni atau 30 Juni dini hari menurut WIB menjadi bahan obrolan hangat di semua pecinta sepak bola. Demikian pula denganku yang tergolong pemerhati sepak bola amatir selama 1 bulan ini tak habis-habisnya membahas jalannya pertandingan mulai dari babak penyisihan hingga menjelang laga terakhir nanti malam. Even internasional yang melibatkan tim nasional negara-negara di seluruh daratan Eropa ini menjadi ajang bergengsi yang paling dinanti setelah Piala Dunia. Putaran final Euro 2008 ini tergolong unik dan menarik untuk ditelaah. SEjak tersingkirnya timnas Inggris di babak kualifikasi, banyak fans si bola bundar ini merasa kecewa dan pesimis akan serunya babak final nanti. Ya, Inggris secara tak diduga tidak turut memanaskan lapangan hijau, meski dari dulu Inggris merupakan kandidat favorit untuk menjadi juara.
Pertandingan-demi pertandingan untuk berebut tiket menuju 8 besar sudah dilewati. Berbeda dengan empat tahun yang lalu kali ini kedua tuan rumah Swiss dan Austria harus puas menjadi penonton di negeri mereka sendiri. Portugal,Kroasia, Turki Jerman,Belanda, Italia, Spanyol dan Rusia akhirnya saling berhadapan dengan lawan masing-masing untuk menuju semifinal. Yang paling menarik mungkin persaingan Grup C yang disebut-sebut grup neraka karena di dalamnya bercokol tiga raksasa Eropa yaitu tim Orange Belanda, Azzuri Italia dan Ayam jantan Prancis. Aku sebagai penggemar Italia selalu sport jantung jika menyaksikan pertarungan di grup C. Apalgi setelah Belanda membabat habis tim biru langit ini. Untunglah Italia dapat lolos dari lubang jarum berkat permainan spektakuler di laga ke tiga.
Sekali lahi Euro 2008 benar-benar di luar dugaan ! Portugal yang paling diunggulkan untuk membawa pulang trofi Euro harus takluk di tangan Der Panzer Jerman. Aku ikut menangis saat melihat wajah lesu Christiano Ronaldo setelah menelan kekalahan dengan skor tipis 3-2. Sayang sekali kedua tim ini harus bertemu di perempat final. Banyak pengamat sepak bola menyatakan bahwa malam itu adalah real final. Opini yang masuk akal mengingat dashyatnya pertandingan antara keduanya. Portugal yang sedikit terseok di awal mampu bangkit dan menyuguhkan permainan cantik, diimbangi oleh pemain-pemain Jerman yang cerdik. Portugal pun harus mengepak koper lebih awal tapi penonton puas dengan hasil itu dan mereka pun pulang dengan kepala tegak. Pertandingan antara Turki dan Kroasia pun berlangsung alot. Turki menjadi kuda hitam dalam Euro kali ini. Dengan semangat untuk menang ditambah dengan sedikit keberuntungan Turki pun melaju dengan gembira. Partai yang mengecewakan barang kali terjadi di laga antara Belanda melawan Rusia. Belanda kandidat terkuat berkat penampilan hebat sehingga mengantongi poin penuh di babak penyisihan harus kandas di tangan Rusia. Semula banyak pengamat sepakbola memprediksi bahwa pertandingan ini akan alot mengingat Rusia yang diasuh oleh Guus Hiddink mantan pemain dan pelatih asal Belanda. Namun, malam itu justru menjadi anti klimaks, gempuran-gempuran Rusia tidak diimbangi dengan perlawanan sengit Belanda. Alhasil, tim orange dibabat habis dan kalah memalukan. Partai terakhir antara Italia VS Spanyol menjadi penutup yang manis dan pahit di perempat final. Setelah perpanjangan waktu yang tidak membuahkan kemenangan bagi kedua pihak, Buffon pun harus mengakui keunggulan Casillas melalui adu pinalti. 'Kalau saja Pirlo bisa turun malam itu ", pikirku getir. Berhubung semua tim favoritku tumbang satu demi satu, aku pun mengalihkan dukunganku ke tim-tim yang tersisa. Penuh semangat aku menyaksikan partai semifinal Jerman vs Turki. Partai mendebarkan ini membuatku menjerit, khawatir dan akhirnya bersorak dengan lolosnya Jerman menjadi salah satu finalis. Aku yang sejak piala dunia 2002 menyimpan dendam dengan Guus Hiddink gara-gara tim yang ditukanginya mempecundangi Mio Azzuri (kekanak-kanakan sekali ya..?) tertawa puas melihat Spanyo dengan gemilang menekuk Rusia.
Dan akhirnya dini hari nanti (menurut waktu Indonesia) aku bisa menyaksikan final Euro 08. Harapanku, semoga kedua tim yang sama-sama bertipe menyerang ini mampu menghadirkan pertarungan berkualitas. Sayangnya, ada pemain andalan kedua tim yang masih diragukan untuk bisa turun ke lapangan. Salah satunya Adalah David Villa, bomber Spanyol yang kini mengemas 4 gol dan mempunyai kans untuk memggondol sepatu emas ini mengalami cedera dan hampir dipastikan tidak bisa main. Wah, berkuranglah tukang gedor yang mampu membuat para penjaga gawang kalang kabut. Untunglah masih ada Fabegras, meski dari awal babak selalu muncul di akhir pertandingan mampu menambah daya serang tim Matador. Kubu Jerman pun harus waspada, walau Spanyol tak begitu diunggulkan dan kalah pamor di ajang internasional bisa menjadi bumerang jika diremehkan. Siapapun yang berhasil meraih juara, kedua tim ini memang layak untuk menang. Selamat berjuang demi negara para pahlawan lapangan hijau !

Tidak ada komentar: