Kamis, 19 Juni 2008

Kemana mobilku ?


Siapa yang tidak ingin menang undian ? HAdiah utama pula !. Di tengah kondisi ekonomi yang sedang goncang, banyak orang yang dengan sengaja memancing di air keruh. Beberapa waktu lalu, sebuah stasiun televisi swasta menayangkan liputan tentang penipuan berkedok undian berhadiah. Begitu lihainya, para penipu itu, korban pun berjatuhan, dan mereka hanya bisa meratapi raibnya jutaan rupiah dengan iming-iming hadiah ratusan juta.
Ketika melihat tayangan itu, aku bersyukur karena aku pun nyaris mengikuti jejak wajah-wajah lesu itu. Siang hari yang begitu terik, aku pulang ke rumah selepas bertugas mengawasi anak-anak ujian. Tak, dinyana ada sepucuk surat tergeletak. Kubaca dan segera kubuka surat itu saking penasarannya. Seketika, aku merasa gemetar ! Lembar demi lembar kubaca dengan seksama. Aku merasa mendapat durian runtuh. Ya, aku yang gemar mengirim undian berhadiah ini tak disangka-sangka memenangkan hadiah utama berupa mobil honda Jazz senilai 161.600.000 rupiah ! Tentu saja aku merasa curiga, karena aku tak pernah merasa mengirim undiah dengan hadiah utama mobil. Lama-lama kecurigaannku hilang, saat kulihat ada potongan kartu pos yang telah kukirimkan, surat keterangan dari notaris, surat dari dirjen pajak dan surat dari Polda Metro Jaya. Dengan dukungan surat-surat sakti tersebut, siapapun pasti terkecoh. Sampai sekarang aku masih bersyukur, karena aku bukanlah orang yang cukup berada. Kegiranganku saat itu langsung sirna saat aku diwajibkan untuk membayar pajak undian sebesar 41.000.000 rupiah. "Darimana kuperoleh uang sebanyak itu ?" pikirku sedih. Padahal tertera di surat bila sampai tanggal 28 April 2008 tidak dilunasi maka mobil akan diserahkan ke dinas sosial. Aku hanya menghela nafas, sedih sekaligus lega karena bagaimanapun bukan mobil yang kuincar melainkan hanya sebuah buku "Harry Potter". Aku sempat memberi kabar bahagiaku ini pada beberapa sahabat baikku. Mereka hanya berkomentar, "Wah sayang ya !"
Malam harinya, aku mulai berpikir jernih. Angan-angan yang sempat kuimpikan dengan kemenangan ini mulai hilang berganti sekelumit rasa curiga. Kuteliti kembali surat itu dan 'voila..!" aku menemukan beberapa kejanggalan. Salah satu masih wajar, salah dua mencurigakan, salah tiga jelas ada yang tak beres !
Pengirim mengatasnamakan PT. Gramedia Pustaka Abadi dengan alamat Jl. Gatot Subroto No. 102 Jakarta. Aku yang bibliophile ini langsung membaui adanya praktek penipuan sebab Gramedia itu lengkapnya adalah PT. Gramedia Pustaka Utama yang berpusat di Palmerah, Jakarta. Kuteliti cap pos yang tertera, ternyata tanggalnya dua hari terlambat dari tanggal batas pelunasan pajak. Kalau benar aku menang,pasti jauh-jauh hari sebelumnya sudah ada pemberitahuan. Kubongkar koleksi majalahku, kutemukan lagi kejanggalan berikutnya. Undian ini menyatakan aku berhak atas mobil tersebut karena aku telah mengirimkan kartu pos ke majalah Teen. SEbetulnya, aku mengirim kupon berhadiah novel terbaru HArry Potter ke majalah Teen Lit. Dan majalah tersebut jelas tidak mengadakan undian periode ke dua dan majalah TeenLit bukan di bawah naungan penerbit Gramedia !
Aku merasa kesal dengan ketololanku ini, di era teknologi yang semakin maju ini, apalagi aku juga tidak buta dengan komputer, alangkah mudahnya seseorang membuat surat-surat palsu yang disertai dengan kop maupun cap dan tanda tangan seseorang yang nampak asli.
Bagaimanapun aku tergolong beruntung walau sempat tergiur dengan hadiah yang ditawarkan aku tidak sampai terjebak dalam penipuan yang cerdik ini. Aku tidak semalang kenalanku yang mendapat surat serupa tapi dengan jenis undian berbeda. Kenalanku itu rela membuang ongkos ke ibukota untuk mengambil mobilnya ! Aku sudah menperingatkan bahkan kubuktikan dengan surat yang masih kusimpan ini, tapi ia tak percaya. Aku hanya berdoa, agar kenalanku ini tidak terbujuk dengan rayuan penipu ulung di ibukota sana. Aku tidak tahu berapa banyak lagi orang di luar sana yang harus kehilangan sejumlah besar uangnya.
Semoga pengalamanku ini menjadi pelajaran bagi semua yang tahu-tahu mendapat hadiah dengan bukti-bukti yang meyakinkan. Kita tidak bisa melawan semua kejahatan, lebih baik kita berhati-hati agar tak terjebak di dalamnya. JAnganlah tergiur dengan sesuatu yang mudah kita dapatkan. Gunakanlah akal sehat. Supaya tidak tertipu ada baiknya kita mengecek ke tempat yang bersangkutan. Jangan terburu-buru mentransfer uang ke tempat yang tidak jelas.

Tidak ada komentar: