Kamis, 05 Juni 2008

Oh My Indonesia


Selama ini aku bangga menjadi orang yang lahir, dibesarkan dan menetap di Indonesia. MAsih lekat di benakku, ajaran guru-guruku di bangku sekolah bahwa rakyat Indonesia terkenal dengan sifatnya yang ramah. Aku yang tumbuh di lingkungan masyarakat Jawa pun merasakan betapa ramah, sabar, dan penuh tenggang rasanya masyarakat Indonesia. Aku bahagia menjadi warga negara Indonesia.
Namun beberapa waktu ini aku merasakan kebanggaanku mulai pudar. Aku mulai merasa risi dan malu. Menagapa ? TAk lain dan tak bukan karena aku merasa keramahan yang menjadi ciri khas bangsa ini sudah mulai lenyap. Cobalah tengok tayangan di televisi, liputan berita dalam negeri di surat kabar, hampir tiap hari terpampang kekerasan. Baru-baru ini saja terjadi bentrokan antar golongan yang sedang marak diberitakan. Melihat betapa brutalnya aksi mereka, membuatku tak habis pikir apa yang ada di benak mereka. Siapa sih mereka, yang dengan arogannya menghakimi perbuatan orang lain. Tak pelak aku menelusuri memoriku tentang perbuatan-perbuatan mereka di masa lalu. Semakin aku mengingat semakin dalam kernyit di dahiku ! Yang paling membuatku risih adalah mereka mengatasnamakan agama apalagi dengan menyebut nama Alloh SWT untuk menghalalkan perbuatan mereka. Ilmuku memang masih sangat dangkal, tetapi entah mengapa aku tidak menyetujui perbuatan merusak, menyerang dengan brutal atas nama kebenaran agama Alloh. Kupikir hal itu malah menodai dan merusak nama baik agama yang kuanut. Apalagi di zaman sekarang yang sedang menjadi sorotan dengan aksi terorisme yang cenderung menyudutkan Islam. Islam yang mengajarkan kebaikan malah memperoleh citra buruk di mata mereka yang tidak mendalaminya. Aku jadi ingat ada salah seorang artis yang beralih keyakinan dengan alasan itu.
Hari demi hari, setiap kali aku menonton berita di televisi, ataupun membaca harian kota, aku semakin miris dengan kondisi negeriku yang semakin memperihatinkan. Demo berlangsung di mana-mana dan biasanya berakhir dengan bentrokan yang merugikan. Belum lagi berita kriminal yang ada dis etiap stasiun tv. Wah, bukannya membuat orang waspada malahan membuat orang paranoid. Aku semakin merasakan adanya krisis moral yang melanda bangsa ini. setiap persoalan sepertinya hanya bisa diselesaikan dengan baku hantam. Yah, anggota dewan yang duduk di senayan saja adu jotos, padahal mereka pemimpin, apalagi yang dipimpin !
Pengalamanku sebagai seorang guru, juga memberiku gambaran betapa merosotnya etika pada anak-anak yang notabene penerus bangsa. Memang tidak semuanya, tapi cukup mewakililah. Aku tak heran jika berita penganiayaan guru terhadap murid tersiar di berita. Bukannya aku membela sesama tenaga pendidik. Tapi berdasarkan pengalamanku, aku juga pernah kehilangan kesabaran pada murid-muridku. Bayangkan saja, remaja yang masih bau kencur berani menyepelekan guru yang seharusnya ditiru dan digugu. Di kelas, mereka ramai berdiskusi sendiri tak mengindahkan penjelasan guru. Selalu melawan perintah, bahkan sembari membelalakkan mata dan mengeluarkan kata-kata kotor ! Rasanya kenakalan yang kulakukan saat ku masih sekolah dulu tidak ada apa-apanya dibanding saat ini.
Aku merasa risau akan jadi apa negeri ini kelak. Melihat kondisi bibit-bibit muda kita yang semakin berantakan. Lihat saja pelaksanaan ujian kemarin. Berbagai cara dilakukan agar mereka lulus, tak peduli melanggar aturan atau apa. Aku semakin merasa rendah, perjuanganku selama tiga tahun untuk mempersiapkan mereka menjadi generasi unggul harus dirusak demi nama baik sekolah. Aku juga merasa lelah, setiap malam aku mempersiapkan diri untuk mentransfer ilmuku dengan sebaik-baiknya. Tapi apa daya, semangatku tak diiringi dengan semangat juang anak-anakku. Aku sampai frustasi betapa hal sepelepun sampai tidak bisa tertanam di otak. Aku sampai tak tahu harus tertawa atau menangis saat menguji mereka, lagu kebangsaan Indonesia RAya pun tak hapal !!! Betapa ironis lagu-lagu perjuangan yang dulu selalu dikumandangkan sekarang tergantikan oleh lagu-lagu anak band.
Aku tidak tahu apa yang salah dengan sistem pendidikan kita. Mahasiswa yang sudah berilmu tinggi, sampai tak tahu batas mana yang benar mana yang salah. Contohlah mahasiswa angkatan terdahulu yang berjuang demi bangsa ini. Para pemimpin jadilah panutan yang baik. Sebelum bicara tentang hak bicarakanlah kewajiban.

Tidak ada komentar: