Rabu, 28 Mei 2008

Happy Harry


Finnally, setelah beberapa tahun menunggu aku bisa menikmati episode akhir novel laris karya JK Rowling. Begitu tanggal pasti Harry Potter dalam bahasa indonesia ini terbit, segera aku bergegas menyambangi toko buku langgananku. SAmpai di rumah, aku segera membuka halaman pertama buku ini. Tak sampai semenit kemudian aku sudah tenggelam dalam petualangan akhir penyihir besar HArry Potter dalam usahanya menyelamatkan dunia sihir.
Beberapa jam sesudahnya aku terpekur. Rasa puas menyelimuti pikiranku. Aku ikut merasa lelah, seolah turut berjuang bersama Harry, Hermione, Ron dan teman-teman yang lain melawan Pangeran Kegelapan dan pengikutnya. Aku merasa bahagia, sebahagia HArry yang akhirnya menemukan jalan hidupnya.
Walau aku lega kisah yang panjang ini akhirnya berakhir, aku juga merasakan kehilangan yang amat dalam. Kehilangan rasa berdebar saat menanti kisah ini berlanjut, rasa tak sabar yang selalu ada ketika selesai membaca buku terakhir yang selalu menjanjikan petualangan baru di buku selanjutnya.
Aku masih ingat saat pertama kali membaca buku ini. Seperti biasa, aku membaca milik teman baikku yang sudah lebih dulu kepincut dengan kisah"anak yang bertahan hidup" ini. Tak pelak aku pun ikut jatuh hati pada anak ini. Tak heran jika aku mulai memutar otak mengatur keuangan agar aku bisa mengoleksi buku yang lumayan memberatkan kantong ini.
Tapi tak sia-sia aku kadang harus mengurangi jatah jajan demi HArry Potter. Setiap jilid mempunyai alur cerita yang menegangkan. Selalu ada hal-hal baru yang ditulis oleh pengarang paling kaya di Inggris itu. Sedikit demi sedikit misteri yang menaungi penyihir cilik mulai terkuak dan akhirnya sampai ke klimaks cerita yang mendebarkan.
Aku dan sahabatku menikmati permainan tebak-tebakan tentang kisah kelanjutan HArry. Apa yang membuat HArry terus diburu, akan menjadi apa Harry nanti, dengan siapa ia menikah, berbagai pertanyaan yang belum terjawab saat kisah ini masih berlangsung selalu membuat kami penasaran. Aku pun turut larut dalam dunia Harry yang fantastis, begitu piawainya Rowling dalam menggambarkan dunia sihir, aku sampai merasa hidup di dunia itu. TAk jarang aku dan sahabat-sahabatku mengucapkan kata-kata sihir (dalam hati aku ingin sekali mantra sihir itu berfungsi !) saat berkumpul dan bercengkerama.
Harry Potter sudah usai, tetapi sosoknya masih terus melekat di hati penggemarnya.

Tidak ada komentar: